SOLOPOS.COM - Ilustrasi tengkleng gongso. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Warung makan yang menyediakan olahan kuliner tengkleng khas Solo menjamur di berbagai wilayah. Makanan yang satu ini menjadi salah satu rekomendasi olahan kuliner yang wajib dicicipi saat bertandang ke wilayah Soloraya, khususnya di Kota Solo, Jawa Tengah.

Dihimpun Solopos.com dari berbagai sumber, Senin (20/6/2022), tengkleng merupakan makanan yang menjadi bukti kreativitas wong cilik di Solo pada masa penjajahan Jepang. Makanan ini dibuat berdasarkan kreasi warga zaman dulu yang harus bertahan hidup di tengah krisis pangan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kala itu tulang serta jeroan kambing merupakan limbah yang tidak dikonsumsi oleh kaum penjajah dan bangsawan. Berbekal limbah itulah masyarakat Solo kala itu mengolah makanan lezat untuk mengisi perut.

Tulang dan jeroan kambing itu kemudian dimasak dengan aneka rempah seperti jahe, kunyit, serai, daun keruk, lengkuas, daun salam, bawang putih, bawang merah, kemiri, pala, serta cengkeh.

Aneka rempah itu dipakai untuk menghilangkan bau khas kambing yang prengus dan menjadikan masakan terasa segar dan lezat.

Baca juga: Dimasak Berjam-Jam, Tengkleng Ndas Kambing di Klaten Ini Laris Manis

Perjuangan memakan sisa daging di tulang-tulang yang dimasak menjaidi tengkleng khas Solo menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Menemukan sedikit daging yang menempel di tulang kambing pada masakan tengkleng ini rasanya seperti mendapatkan hadiah.

Asal-Usul Nama Tengkleng khas Solo

Makanan ini dinamakan tengkleng karena jika saat ditaruh di piringnya orang miskin dulu akan mengeluarkan bunyi kleng-kleng-kleng. Sebab piring masyarakat zaman itu terbuat dari gebreng (semacam seng). Sehingga saat tulang itu ditaruh dipiring akan menimbulkan suara yang nyaring.

Lantas kenapa harga tengkleng mahal? Sebagai informasi, cara pembuatan makanan yang satu ini memerlukan proses yang panjang.

Baca juga: Cerita Tengkleng Klewer Bu Edi Solo, Dari Harga Rp50 Sampai Rp50.000

Tulang kambing diekstrak dengan cara direbus sampai kaldunya keluar dan terasa gurih. Kuah tengkleng ini biasanya dicampur dengan santan encer yang membuat rasanya semakin gurih dan nikmat disantap selagi hangat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya