SOLOPOS.COM - Cumi Sadis dan Cumi Sadar yang merupakan produk Monsterchilli dipamerkan dalam acara Festival#Ambisiku di Jogja Expo Center (JEC) belum lama ini. (Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)

Kuliner Jogja bagi penyuka pedas.

Harianjogja.com, JOGJA — Tidak semua orang suka makanan pedas. Namun, bagi penggila pedas, mereka akan berani mencoba makanan berapapun level pedasnya. Untuk mengakomodir para pecinta masakan pedas, Arsy, seorang anak muda di Jogja menciptakan sambal cumi yang ia beri nama Cumi Sadis dan Cumi Sadar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cumi Sadis adalah singkatan dari cumi sambal pedas abis yang memiliki level kepedasan tinggi, sementara Cumi Sadar adalah cumi sambal pedas standar dengan level kepedasan sedang. Keduanya hadir dengan brand Monsterchilli. Usaha ini dibentuk oleh empat sekawan kelahiran 1988-1989. Mereka adalah Muhammad Arsy Muqorrobin, Ahmad Iqbal Syarib, Indi Pandantiyasti, dan Mega Aisyah Nirmala.

Ekspedisi Mudik 2024

Arsy mengatakan, Monster Chilli lahir sekitar November 2014 dan berawal dari keinginan mengumpulkan dana agar dapat berlibur bersama keliling Indonesia. Saat liburan di Lampung, ide untuk membangun usaha Monsterchilli muncul. Kejadian itu berawal saat kakak dari Iqbal yang ada di Lampung menyuguhkan sambal berwarna gelap, aroma wangi, dengan cumi-cumi besar yang berjejer rapi. Sambal cumi itu pun mereka bawa ke Jogja dan mereka kembangkan dalam bentuk bisnis makanan.

Setelah melakukan riset produk dan penyesuaian resep selama enam bulan, akhirnya pada 16 Juli 2015 muncul Cumi Sadis sebagai lini produk Monsterchilli. Sambal cumi buatan mereka itu dikemas dalam botol beling.

“Awalnya kami hanya bikin 20 botol tapi ternyata malah permintaan 10 kali lipatnya,” kata Arsy, Jumat (30/9/2016).

Produk Monsterchilli ini diproduksi di Jl. Parangtritis Km. 4,3 No.10 Jogja. Hingga saat ini pun usaha mereka banyak diminati penggila pedas. Bahkan reseller berdatangan untuk ikut kecipratan usaha mereka. Dalam sebulan mereka bisa menjual 300-500 botol dengan harga Rp55.000 botol.

Uniknya, meski sudah dikemas dalam botol beling, sambal Monsterchilli masih dikemas lagi menggunakan box kecil dari kayu. Box tersebut masih ia lengkapi dengan rotan yang dikepang yang berfungsi untuk pegangan. Awalnya, box tersebut disediakan sebagai pelindung botol ketika dikirim via ekspedisi. Sebab, jika menggunakan jasa packing kayu, keempat sahabat itu harus merogoh kocek yang tidak sedikit.

Oleh karena itu mereka berinisiatif membuat kemasan tambahan yang berfungsi melindungi botol, menambah nilai jual, sekaligus memunculkan aspek seni kayu olahan.

“Kami mengaryakan ketrampilan lokal dan jadi sumber penghasilan bagi warga desa Piyungan khususnya anak muda yang tidak bisa melanjutkan sekolah ke universitas,” terangnya.

Bahan yang digunakan adalah akar kayu yang biasa disebut dengan MDF. Rencananya dalam waktu dekat ini, mereka akan menambah varian yaitu Cadas atau cumi cabe dahsyat. Selain memasarkan melalui online, produk Monsterchilli juga dikenalkan konsumen melalui even pameran, salah satunya Festival#Ambisiku di Jogja Expo Center (JEC) beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya