SOLOPOS.COM - Salah satu pedagang sate kere atau sate blendok bernama Ponijah berjualan di pintu selatan Pasar Beringharjo, Selasa (10/5/2016). (Kusnul Isti Qomah/JIBI/Harian Jogja)

Kuliner Jogja berupa sate kere Pasar Beringharjo.

Harianjogja.com, JOGJA — Aroma khas bakaran selalu tercium ketika melewati pintu selatan Pasar Beringharjo. Aroma itu berasal dari sate sapi yang dibakar menggunakan bumbu khusus yang telah diracik oleh pembuatnya.

Promosi Vonis Bebas Haris-Fatia di Tengah Kebebasan Sipil dan Budaya Politik yang Buruk

Sate sapi yang juga banyak disebut sate kere, sate maranggi dan bahkan ada yang menyebutnya dengan sate blendok itu seakan menjadi ikon Pasar Beringharjo. Disebut sate blendok karena yang dibakar adalah bagian koyor atau lemak sapi.

Salah satu penjual sate blendok adalah Ponijah, 48. Perempuan asal Dusun Perengkembang, Balecatur, Gamping, Sleman ini sudah menjalani profesinya selama puluhan tahun. Ia berjualan di pintu selatan Pasar Beringharjo. Namun jauh sebelumnya, ia sudah menjalani profesi itu sejak kecil bersama buliknya.

Setiap hari ia berjualan sejak pukul 09.30-15.30 WIB. Dalam sehari Ponijah mampu menjual ratusan tusuk sate yang terdiri dari bagian daging, hati, dan koyor.

“Yang daging harganya Rp4.000 kalau koyor Rp3.000,” kata dia, Selasa (10/5/2016).

Saat ini ia terpaksa menaikkan Rp1.000 per tusuk karena bahan baku di pasaran mahal. Seperti bawang putih, bawang merah, dan juga daging sapi.

Dari pekerjaan yang ia geluti itu, dalam sehari ia hanya mampu meraup untung Rp25.000. Terlalu kecil untuk menanggung kebutuhan keluarganya.

“Suami juga hanya buruh batu tapi mau kerja apa lagi? Dari pada tidak nggak kerja,” ucap ibu dari Deni, Novi, dan Meva ini.

Ponijah hanya mengandalkan akhir pekan atau liburan panjang untuk meningkatkan keuntungannya. Seperti libur panjang akhir pekan lalu, ia bisa meraup untung lebih dari dua kali lipat. Biasanya hanya menjual lima kg daging dan koyor, liburan kemarin ia bisa menjual 12 kg.

Ponijah tidak hanya melayani pelanggan lokal dan wisatawan yang berlibur ke Jogja. Meski tampil ala pedagang yang sederhana, ia menjadi jujugan bagi pejabat di Jakarta.

“Orang Kejaksaan Jakarta kalau ke sini selalu beli,” ucap dia bangga.

Untuk menghemat waktu dan tenaga, Ponijah membeli bahan-bahan untuk dagangannya di Pasar Beringharjo. Seusai berjualan, ia segera menyempatkan diri ke los daging sapi di Pasar Beringharjo sisi timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya