SOLOPOS.COM - Agus Lambang sedang memask tiwul aneka rasa di dapur tokonya di Jalan Baron Kilometer 4, Desa Karangrejek, Kecamatan Wonosari. Selasa (27/6/2017) (Irwan A. Syambudi/JIBI/Harian Jogja)

Kuliner Gunungkidul kali ini mengenai tiwul aneka rasa

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Tiwul merupakan salah satu oleh-oleh khas dan menjadi makanan andalan dari Kabupaten Gunungkidul. Makanan yang terbuat dari gaplek itu kini sudah tersedia berbagai rasa seperti rasa nangka, kopi, pandan, keju, coklat, dan gula merah.

Promosi Gonta Ganti Pelatih Timnas Bukan Solusi, PSSI!

Bagi para pemudik atau wisatawan yang berkunjung ke Gunungkidul tak lengkap jika tidak menikmati makanan yang satu ini. Untuk mencicipi tiwul yang lain dari yang biasa, dapat berkunjung ke toko oleh-oleh  Pak Lambang di Jalan Baron Kilometer 4, Desa Karangrejek, Kecamatan Wonosari.

Salah seorang wisatawan asal Klaten yang berkunjung di toko tersbeut, Anik mengaku membeli tiwul untuk dikonsumsi sendiri sekeluarga sebagai teman liburan di pantai. Dia penasaran dengan adanya tuwul aneka rasa yang menurutnya baru.

“Baru pertama kali, kebetulan akan ke pantai, sekalian membeli makanan khas Gunungkidul,” ujarnya, Selasa (27/6/2017).

Sementara itu, salah seorang pemudik asal Solo, Jarot mengaku membeli tiwul sebagai oleh-oleh untuk teman dan keluarga. Dia mengaku pernah makan tiwul tapi tiwul yang memiliki rasa gurih yang biasa dihidangkan dengan lauk pauk. Adanya tiwul aneka rasa membuatnya penasaran dan ingin mencobanya.

“Ini tadi saya beli tiwul dan juga belalang. Nanti buat oleh-leh keluarga dan teman-teman saat reuni. Kan kalau sama teman-teman nanti bisa saling bertukar oleh-oleh,” kata dia.

Pemilik toko oleh-oleh tiwul aneka rasa, Agus Lambang mengatakan untuk menyambut pemudik dan wisatawan pihaknya menyiapkan lima kwintal gaplek. Dia kemudian menggiling sendiri gaplek untuk dijadikan bahan utama pembuat tiwul selama sepekan mengahadapi libur lebaran.

Dia mendatangkan gapek langsung dari petani yang ada di Kecamatan Tanjungsari, sementara untuk bahan tambahan yakni kelapa, dia dapatkan dari Kecamatan Nglipar. Meskipun ramai pesanan dia tak khawatir kekurangan bahan baku, karena telah bekerjasama dengan petani.

“Kalau ramai pesanan bisa sampai 300 kotak tiwul, paling banyak pesan rasa gula merah original,” ungkapnya.

Selain rasa gula merah dia juga menyiapkan aneka rasa lainnya seperti kopi, nangka, coklat, keju, dan pandan. Setiap satu kotak tiwul rasa original dijual dengan harga Rp12.000, sementara untuk rasa lainnya dijual Rp15.000 ribu per kotak.

Lambang mengaku berjualan tiwul merupakan hasil dari coba-coba, dengan niat supaya makanan tradisional itu naik kelas dan lebih digemari. Usahanya itu kini berhasil setelah proses coba-coba yang panjang. Sudah sejak tiga tahun terakhir bapak dua anak ini telah berhasil memasarkan tiwul aneka rasa dan telah memiliki pelanggan tetap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya