Solopos.com, SRAGEN – Kawasan wisata Sangiran di Kecamatan Kalijambe, Sragen, Jawa Tengah, ternyata memiliki kuliner khas.
Belakangan ini masyarakat mulai mengembangkan kuliner spesial berbahan dasar bukur atau kerang sungai.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Kuliner Sangiran berbahan dasar bukur ini sebetulnya sudah lama dikonsumsi warga sekitar. Biasanya, bukur dimasak jadi asem-asem, jadi botok, hingga digoreng kering dengan tepung ala kentucky.
Di Desa Krililan, ada sejumlah warga yang bekerja mencari bukur di dasar Sungai Cemoro. Dari segi rasa, bukur hampir sama dengan kerang laut, namun ukurannya lebih kecil.
Salah satu masalah yang dihadapi untuk mengembangkan bukur sebagai ikon kuliner khas Sangiran adalah stoknya terbatas sepanjang tahun.
Baca juga: Ekspedisi KRL Solo-Jogja : Jelajah Museum Sangiran, Petilasan Jaka Tingkir & Sumber Air Asin
Sega Plontang
Kuliner khas Sangiran lainnya adalah sega plontang. Sega plontang memang tidak sepopuler sega berkat. Meski terdengar asing di telinga, sega plontang merupakan salah satu kuliner khas dari Bumi Sukowati.
Nama lain dari sega plontang adalah sega takir. Keunikan dari kuliner ini terletak pada wadahnya yang terbuat dari daun pisang yang dipadu dengan janur kuning.
Takir sendiri merupakan sebutan untuk wadah makanan yang terbuat dari daun pisang. Berbeda dengan pincuk yang dibuat dengan bentuk mengerucut, takir berbentuk segi empat.
Baca juga: Kuliner Legend Soto Girin Sragen: Eksis Sejak 1953, Pantang Dilewatkan!
Di kedua ujung lipatan biasa diberi sematan lidi agar lebih kuat dipakai untuk menampung makanan. Untuk menambah kesan estetis, takir itu diberi hiasan janur kuning melingkar.
Di wadah itu terdapat aneka macam makanan mulai dari nasi uduk atau nasi gurih, suwiran ayam, kedelai hitam yang digoreng, ikan wader, peyek kacang tanah dan kerupuk.
Baca juga: 5 Pasar Tradisional di Sukoharjo Bakal Dipasangi Internet Gratis
Namun, sega plontang saat ini relatif sulit didapatkan karena tidak dijual di warung manapun. Kuliner khas Sangiran ini hanya ada pada momen-momen tertentu seperti saat ada upacara adat di desa-desa.
Sega plontang biasa dipakai masyarakat Sragen untuk menjamu tamu pada acara bancaan, sedekah setelah ada yang melahirkan, meninggal dunia atau mau melangsungkan pernikahan dan lain-lain.
Baca juga: Sepaket Wisata Jogja-Solo-Sangiran Bersama KRL
Produk UMKM
Selain menu olahan bukur dan sega plontang, masih ada kuliner produk UMKM di Sangiran antara lain balung kethek, keripik pisang, kacang kreweng, dan lain-lain.
“Ada pula legondo, kuliner tradisional yang dibungkus blarak atau daun kelapa,” ucap Sekretaris Desa Krikilan, Aries Rustioko, kepada Solopos.com, awal April 2021.