SOLOPOS.COM - Suasana pengukuhan keempat guru besar Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) di Balairung UKSW Salatiga, Salatiga, Kamis (11/11/2021). (Istimewa/Dok. Humas UKSW)

Solopos.com, SALATIGA—Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga mengukuhkan empat guru besar sekaligus pada sidang terbuka senat yang digelar di Balairung Universitas, Kamis (11/11/2021).

Secara terperinci, keepat guru besar itu terdiri atas Prof. Listyani, guru besar bidang Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris; Prof. Apriani Dorkas R. Atahau, guru besar dalam bidang Ilmu Manajemen, Prof. Gatot Sasongko, guru besar dalam bidang Ilmu Ekonomi Pembangunan; dan Prof. Theresia Woro Damayanti, guru besar dalam bidang Ilmu Akuntansi.

Prof. Listyani dalam orasi ilmiahnya membahas perspektif sebagai pengajar dan pendidik mempersiapkan anak didik menyambut revolusi industri 4.0. Pengajar Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UKSW ini mengajak kepada tenaga pendidik untuk menanamkan dan mengajarkan keterampilan abad ke 21 (21st century skills) melalui berbagai project atau pun makalah akademis selama mahasiswa menjalani studi di level perguruan tinggi

Baca Juga: Bupati Klaten Ajak Generasi Milenial Teladani Perjuangan Pahlawan

“Hal ini penting guna memacu peserta didik dalam berpikir kritis, analitis, dan memiliki kemampuan problem-solving atau pemecahan masalah yang mumpuni,” kata Listyani, seperti disebut dalam rilis kepada Solopos.com, Kamis (11/11/2021).

Sementara itu, Prof Apriani dalam pidato bertajuk “Holistic Finance : Suatu Pendekatan Integratif dalam Manajemen Keuangan” memaparkan kajian mengenai keputusan keuangan yang memadukan unsur akal, emosi, dan spiritual.

Holistic finance merupakan paduan ilmu dan seni, yakni suatu pendekatan integratif dalam manajemen keuangan yang berbasis pada keutuhan tubuh, jiwa dan ruh manajer sebagai pengambil keputusan agar dapat menghasilkan keputusan keuangan yang berkualitas, etis dan bertanggung jawab.

Baca Juga: 7.224 Pelajar Klaten Ikuti Serbuan Vaksinasi Dosis II

Berikutnya, Prof. Gatot Sasongko menyampaikan pidato ilmiah mengenai isu pekerja anak. Menurut dia, pandemi yang terjadi di tanah air turut meningkatkan jumlah pekerja anak.

Namun, Gatot menyoroti pekerja anak ini penting dalam membantu keberlangsumgan usaha orang tua. Pengenalan sejak awal mengenai bisnis orang tua menjadi pintu masuk membangun tekad anak meneruskan bahkan memperbesar bisnis orang tua.

Terakhir, Prof. Theresia Woro yang juga menjabat Ketua Program Magister Akuntansi UKSW menyampaikan fenomena dan pandangan kritis atas ketidakpatuhan pajak. Namun, ia menyoroti hal ini dengan pendekatan pada pelaku perpajakan yang bermuara pada usulan model harmonisasi antarpelaku perpajakan dalam rangka meningkatkan kepatuhan pajak di Indonesia.

Baca Juga: Prajurit Kodim Klaten Borong Medali Peparnas XVI Papua

 

Spirit Baru

Menurut Woro, kepatuhan terhadap pajak menjadi masalah yang krusial bagi perekonomian Indonesia. Hal ini bukan hanya terjadi pada saat pandemi Covid 19 melainkan juga terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

“Adapun indikator yang menunjukkan belum optimalnya kepatuhan pajak di Indonesia adalah tax ratio yang rendah, tax gap yang tinggi, tax buoyancy, serta tidak tercapainya target penerimaan pajak selama lebih dari sepuluh tahun terakhir,” ujar dia.

Keempat indikator ini, lanjut Woro, memperlihatkan adanya persoalan dalam sistem pajak di Indonesia yang membutuhkan perhatian serius untuk ditangani. Peran dunia pendidikan melalui kiprah akademisi diperlukan dalam rangka mengakselerasi kepatuhan pajak.

Baca Juga: CFD Klaten Masih Ditiadakan pada Tahun Depan

Rektor UKSW, Neil Semuel Rupidara, S.E., M.Sc., Ph.D, mengatakan pengukuhan keempat guru besar ini menjadi sebuah fighting spirit serta nilai yang baik dalam menerima tantangan kompetisi di masa depan. Ia menggambarkan jabatan profesor juga membawa tuntutan yang lebih tinggi dibandingkan akademisi lainnya.

“Tidak hanya melatih keterampilan akademik generasi di bawahnya tetapi juga harus membentuk nilai-nilai akademik, mengkonstruksi, mengkomunikasikan, serta memberikan contoh apa arti memiliki identitas sebagai akademisi. Gelar profesor tidak hanya ditunjukkan dari hasil kerja dan kinerja tapi juga melalui sikap dan perilaku, sebab itu adalah tujuan dari jabatan ini,” kata Neil.

Rekomendasi
Berita Lainnya