SOLOPOS.COM - (Espos/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN — Terdapat cerita menarik terkait kuburan massal terduga terduga simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Dukuh Padas Bangunrejo, Desa Saradan, Karangmalang, Sragen, yang kini disulap menjadi sebuah taman.

Taman berbentuk segi tiga itu berada di simpang tiga atau selatan Dukuh Padas Bangurejo. Sepintas, tidak ada yang istimewa dari taman itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun, siapa sangka, di bawah taman itu ada 13 warga terduga anggota PKI yang dieksekusi mati pada kisaran 1965-1966.

Baca Juga: Aktif Ingatkan Isu PKI, Ini Daftar Harta Kekayaan Gatot Nurmantyo

Taman di atas kuburan massal terduga PKI itu baru dibangun pada akhir 1990-an. Sesepuh kampung setempat, Sukarno, 68, mengatakan warga sekitar tidak pernah mendapatkan pengalaman mistis saat melintasi taman di atas kuburan massal terduga PKI itu.

Selama ini, kata dia, tidak ada warga sekitar yang merasa terganggu makhluk tak kasat mata dari kuburan massal terduga PKI itu.
Namun, pada masa lalu, taman di atas kuburan massal terduga PKI itu dikenal nakal.

Menurut Sukarno, dahulu kerap ada pengguna jalan yang tersasar di lokasi. Saking seringnya pengguna jalan yang tersasar di lokasi, warga sekitar kemudian beranggapan bila makam terduga PKI itu berulah atau nakal.

Baca Juga: Emperan Rumah Warga Sragen Ini Ternyata Kuburan Massal 11 Terduga PKI, Ada yang Dikubur Hidup-Hidup!

“Dulu pernah truk gandeng dari Solo mau ke Surabaya tersesat di lokasi. Aneh juga, mau ke Surabaya, tapi bisa kesasar sampai sini. Ada pula bus rombongan wisatawan. Kalau pengendara motor sudah sering. Mereka berhentinya ya di lokasi. Tapi itu dulu sekali, sekarang sudah tidak nakal lagi,” ucap Sukarno saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Sabtu (25/9/2021).

Sukarno menjelaskan terkadang ada ahli waris dari terduga PKI itu yang datang untuk nyekar. Mereka berdoa di lokasi dan menabur bunga.

“Ada 13 warga yang dikubur di lokasi. Dulu rencananya mereka dieksekusi di Kedung Waduk, namun karena hujan, jalan ke sana [Kedung Waduk] jelek penuh lumpur. Akhirnya, mereka dieksekusi di sini. Dulu itu di tengah jalan,” ujar sesepuh Dukuh Padas Bangunrejo, Sukarno.

Saat peristiwa itu terjadi, Sukar masih berusia sekitar 12 tahun. Dia masih ingat saat itu semua warga diminta tidak keluar rumah oleh ketua RT pada pukul 00.00 WIB hingga 02.00 WIB. Saat itu, situasi di dukuh setempat cukup mencekam.

Suasana makin mencekam tatkala pada tengah malam itu, warga mendengar suara berondongan tembakan yang memecah keheningan.

Baca Juga: Deretan Lokasi Pembantaian PKI di Solo, Nomor 3 Baru Tahu?

“Siapa saja yang dieksekusi kami tidak tahu. Mereka bukan warga sekitar. Itu warga campuran dari mana-mana,” ujar Sukarno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya