SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KLATEN — Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan kubah lava Gunung Merapi terus tumbuh. Meski laju pertumbuhan masih rendah, kawasan radius 3 km dari puncak Merapi harus steril termasuk aktivitas pendakian.

Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, mengatakan status Gunung Merapi saat ini masih berada pada level II atau waspada. Kubah lava baru yang diperkirakan muncul pada 11 Agustus 2018 lalu hingga kini terus mengalami pertumbuhan.
Volume kubah lava hingga Kamis (13/12/2018) sebesar 359.000 m kubik dengan laju pertumbuhan rata-rata 2.200 meter kubik per hari.

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

“Erupsi cenderung bersifat efusif dengan ditandai tumbuh kubah lava. Sampai saat ini statusnya waspada artinya di atas normal,” kata Hanik saat ditemui wartawan seusai kegiatan Identifikasi dan Sosialisasi Daerah Rawan Bencana Provinsi Jawa Tengah di Hotel Galuh Prambanan Klaten, Sabtu (15/12/2018).

Hanik mengatakan pertumbuhan kubah lava masih stabil dan berada di kawah Merapi. Guguran kubah lava juga terus terjadi sejak kemunculan kubah lava baru. Rata-rata per hari terjadi 40 kali guguran dengan jarak luncuran terjauh 300 meter dan masih berada di area kawah.

“Guguran dominan ke arah barat laut. Untuk dampak saat ini belum terlalu berdampak ke masyarakat karena kubah masih stabil,” jelas Hanik.

Meski kondisi kubah lava stabil, BPPTKG masih merekomendasikan masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana (KRB) III tetap waspada terhadap aktivitas Merapi. Selain itu, radius 3 km dari puncak Merapi diminta untuk dikosongkan dari aktivitas penduduk termasuk pendakian, kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian terkait mitigasi bencana.

Soal aktivitas pendakian menjelang malam tahun baru, Hanik menegaskan kembali untuk mematuhi radius jarak aman. “Sampai saat ini kami masih merekomendasikan untuk tidak ada pendakian ke puncak karena jarak 3 km masih kami tetapkan. Tentu nanti kami evaluasi terus. Kalau ke pendakian sudah pasti ke Pasar Bubrah yang jaraknya hanya beberapa ratus meter dari puncak,” kata dia.

Di sisi lain, Hanik meminta masyarakat waspada terhadap potensi terjadi lahar hujan terutama warga yang beraktivitas menambang di alur kali berhulu di lereng Gunung Merapi. “Di musim hujan ini potensi lahar hujan ada meski material di atas, sisa [erupsi] 2010 kecil. Masalahanya, sisa pasir di tebing-tebing itu sangat mudah longsor,” urai dia.

Kasi Gunung Merapi BPPTKG Yogyakarta, Agung Budi Santoso, juga menjelaskan aktivitas pertumbuhan kubah lava cenderung konstan dengan laju pertumbuhan 2.000-3.000 meter kubik per hari. Jika kubah lava saat ini tak stabil dan runtuh, potensi guguran hanya menjangkau sekitar 2 km dari puncak.
“Namun, kecil kemungkinannya untuk saat ini kubah akan runtuh,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya