SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Nilai tabungan atau jumlah dana tabungan yang ada di perbankan di Kota Solo, per kuartal I 2010 kemarin mengalami penurunan. Bank umum rata-rata turun 5,48%, dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) turun 0,92%.

Dari data perbankan dan ekonomi Soloraya yang dirilis Bank Indonesia (BI) Solo, jika per akhir tahun 2009, dana tabungan di bank umum mencapai angka kisaran Rp 10,151 triliun, maka per April 2010 dana tabungan turun menjadi Rp 9,595 triliun. Dari seluruh kota/kabupaten yang ada di Soloraya, pertumbuhan negatif dana tabungan disumbang dengan menurunnya angka tabungan di Kota Solo dan Karanganyar. Dana tabungan di Kota Solo turun 12,40%, dan di Karanganyar turun 6,25%. Sementara, di Sragen, Sukoharjo, Wonogiri, Klaten dan Boyolali mengalami pertumbuhan masing-masing, 10,05%, 1,88%, 3,41% dan 13,32%.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kendati dana tabungan ini mengalami pertumbuhan negatif, tetapi secara umum untuk dana pihak ketiga (DPK) bank umum di Soloraya mengalami pertumbuhan, meskipun hanya 0,94%.

Pertumbuhan ini, lebih banyak disumbang dari dana giro dan deposito. Keduanya, mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, masing-masing 8,95% dan 7,39%. Untuk giro, jika per akhir tahun 2009 jumlah giro berkisar Rp 2,95 triliun, per April lalu meningkat menjadi Rp 3,21 triliun. Sementara, deposito juga mengalami kenaikan dari Rp 6,41 triliun per Desember 2009 menjadi Rp 6,89 triliun per April 2010.

Di BPR baik konvensional maupun syariah, DPK secara umum masih tumbuh 2,91%. Hal ini juga didorong oleh pertumbuhan dana deposito yang rata-rata mencapai 6,12%. Khusus di BPR Syariah, tabungan justru mengalami penurunan yang cukup tinggi yakni mencapai 11,91%.

Ketua Persatuan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Solo yang juga Direktur BPR Cita Dewi, Pangarso Yoga Mutodo, menyampaikan kemungkinan adanya pergeseran dana dari tabungan ke deposito bisa saja terjadi. Termasuk, kondisi makro yakni dengan keluarnya Sri Mulyani, menjadi pengamatan awal bahwa pasar masih melihat terlebih dahulu kinerja Menteri Keuangan baru. “Sekarang penabung di BPR bukan hanya orang-orang menengah, tetapi juga orang yang bermain di bursa saham juga sudah mulai melirik BPR,” tutur Yoga, Kamis (3/6).

haw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya