SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA — Ibu Kota Indonesia, Jakarta, kembali menempati urutan pertama dunia kota yang memiliki kualitas udara tidak sehat versi Aplikasi pemantau polusi udara, AirVisual, dengan indeks mencapai 165 dan konsentrasi partikulat (PM 2,5) sebesar 82,8 ug per meter kubik.

Berdasarkan data AirVisual, Selasa (6/8/2019), pada pukul 12.00 WIB, daerah di Jakarta dengan kualitas udara tidak sehat pada siang hari ini diduduki oleh Rawamangun, Jakarta Timur.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

Rawamangun mengoleksi indeks kualitas udara tidak sehat mencapai 175 dengan konsentrasi parameter PM2,5 sebesar 101,4 ug per meter kubik.

Sedangkan Mangga Dua Selatan berada di urutan kedua dengan indeks mencapai 169 dan konsentrasi PM2,5 mencapai 61 ug per meter kubik atau tergolong tidak sehat.

Selain itu, Pegadungan memiliki indeks sebesar 161 dengan konsentrasi PM2,5 mencapai 74,7 ug per meter kubik yang juga termasuk kategori tidak sehat.

Sedangkan dua wilayah lain yakni Kedutaan Besar AS di Jakarta Selatan dan Pejaten Barat sama-sama tergolong tidak sehat bagi kelompok sensitif dengan masing-masing indeks mencapai 134 dan 128.

Sebelumnya, AirVisual mencatat indeks kualitas udara di Jakarta pada Selasa pukul 06.00 WIB sempat turun drastis dengan indeks 67 berkategori sedang.

Jakarta sempat menduduki posisi ke-26 untuk kualitas udara pada pagi hari. Menurunnya angka polusi udara yang diukur tersebut menjadikan Jakarta untuk sementara berada di peringkat ke-26 kualitas udara di dunia.

Namun, pada siang hari kualitas udara di Jakarta kembali memburuk dengan kategori tidak sehat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya