SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA — Indonesia menghadapi musuh bebuyutan, Malaysia, pada laga pembuka Grup G putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia di Stadion Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Kamis (5/9/2019) pukul 19.30 WIB.

Laga ini bakal menguras tenaga dan emosi karena rivalitas yang begitu tinggi antara kedua negara. Tak bisa dibantah Indonesia dan Malaysia memiliki sejarah rivalitas panjang di kancah sepak bola.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bentrok antartim negara bertetangga itu selalu menyiratkan cerita menarik, dramatis, dan penuh kenangan. Indonesia dan Malaysia adalah negara serumpun di kawasan Asia Tenggara. Keduanya memiliki ikatan kekerabatan amat kuat, sesama penganut budaya Melayu.

Uniknya jika bicara sepak bola keduanya adalah rival abadi. Pertandingan tim nasional (timnas) antarkedua negara selalu berlangsung sengit. Baik Indonesia maupun Malaysia seakan ingin membuktikan siapa yang lebih baik. Duel yang melibatkan kedua negara itu, baik saat di Jakata atau pun di Kuala Lumpur, selalu dipenuhi penonton.

Saat pertandingan berlangsung tak jarang mencuat insiden kontroversial. Hal itu mempertegas bahwa bentrok sepak bola antara Indonesia dengan Malaysia bukan sekadar ranah olahraga, tapi pertaruhan harga diri bangsa.

”Setiap bertanding melawan Malaysia, selalu muncul semangat berlipat. Ibarat kata dengan tim lain Indonesia boleh kalah, namun tidak dengan Malaysia,” ungkap Rully Nere pemain Indonesia era 1980-an yang terlibat duel panas melawan Malaysia di final SEA Games 1987 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan.

”Pertandingan Timnas Indonesia versus Malaysia selalu terasa sentimentil karena persaingan puluhan tahun kedua negara. Kami dalam kondisi oke, dan siap memberikan yang maksimal untuk timnas. Mohon doa dan dukungannya agar kami meraih hasil terbaik di ajang ini,” tutur Hanif Sjahbandi, gelandang jangkar Indonesia dikutip dari liputan6.com, Rabu.

Sepanjang sejarah total sudah 95 kali kedua tim bertemu. Indonesia memenangi 39 laga, sedangkan Malaysia menang di 35 pertandingan. Sebanyak 21 duel disudahi dengan hasil imbang. Jumlah duel itu menjadi yang terbanyak di antara laga antarnegara Asia Tenggara.

Keunggulan rekor kemenangan tak lantas membuat Indonesia bisa tersenyum puas. Faktanya, dari koleksi trofi event resmi, Malaysia lebih unggul. Malaysia sekali tercatat menjadi juara Piala AFF. Sementara itu, Indonesia belum pernah sukses menjadi yang terbaik di kawasan Asia Tenggara.

Pencapaian maksimal Indonesia ialah lima kali runner-up Piala AFF. Malaysia juga unggul di SEA Games. Mereka enam kali sebagai kampiun, yakni pada 1961, 1977, 1979, dan 1989, 2009, dan 2011.

Indonesia hanya dua kali meraih emas cabang sepak bola di ranah multievent Asia Tenggara itu, yakni pada 1987 dan 1991. Hingga saat ini Tim Merah-Putih belum bisa mengulangi pencapaian serupa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya