SOLOPOS.COM - Gita Wirjawan (JIBI/Bisnis Indonesia/Yayus Yuswoprihanto)

Gita Wirjawan (JIBI/Bisnis Indonesia/Yayus Yuswoprihanto)

PHNOM PENH – Negara-negara Asean menyusun strategi dalam menghadapi ancaman krisis di Amerika Serikat dan Eropa dengan mencari pasar ekspor baru nontradisional, seperti Amerika Latin, Afrika, Timur Tengah dan Asia Tengah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan Asean harus lebih siap menghadapi tantangan ekonomi global dengan mengedepankan semangat integrasi negara di kawasan. Akibat krisis di Eropa Barat dan Amerika, banyak negara-negara di dunia melakukan revisi pertumbuhannya, termasuk juga China dan India sehingga Asean harus mencari pasar ekspor baru ke negara-negara yang selama ini belum digarap maksimal.

“Negara-negara Asean perlu mengambil sikap agar lebih kokoh dan kompak, kekuatannya diharapkan bisa terus menopang perekonomian kawasan,” katanya seusai pertemuan Dewan Ekonomi Asean (Asean Economic Community/AEC) ke-7 yang merupakan rangkaian dari KTT Asean ke-20 di Phnom Penh, Kamboja, Senin malam (2/4/2012).

Proses integrasi ekonomi di tingkat internal Asean ini harus dipastikan tepat waktu dan sesuai dengan target yang telah disepakati, untuk menuju Masyarakat Ekonomi Asean pada 2015. Selain itu, lanjutnya, Asean akan mendorong peran sektor swasta sebagai penopang dari proses integrasi ekonomi melalui dialog yang dilakukan secara reguler antara Asean dengan dunia usaha.

Selain membidik pasar baru, negara anggota Asean juga menyadai akan pentingnya memperkuat perdagangan dan investasi intraAsean atau di dalam kawasan sendiri. Menurut Gita, peluang meningkatkan kegiatan ekonomi intraAsean sangat terbuka lebar, baik dibidang perdagangan, jasa dan pariwisata maupun investasi. Perekonomian Asean saat ini tercatat mencapai US$2 triliun per tahun, dan hampir separuhnya ada di Indonesia. Di sektor perdagangan antarnegara Asean tercatat mencapai US$1 triliun.

Adapun turis yang datang ke Asean tercatat mencapai 79 juta orang per tahun, namun yang berasal dari negara Asean baru 30 juta orang. Selain itu, investasi asing dari negara Asean sendiri masih sangat rendah. “Artinya, kalau di luar Asean ada masalah, kita masih bisa meningkatkan aktivitas perdagangan, pariwisata, dan investasi intra-Asean,” ujarnya.

Dalam waktu dekat, Asean juga akan menggelar pertemuan bilateral untuk membahas kerjasama perdagangan antara negara-negara Asean dan Uni Eropa. “Mungkin dalam kunjungan Presiden Uni Eropa Jose Manuel Barroso ke Indonesia akhir tahun nanti hal ini akan dibicarakan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya