SOLOPOS.COM - Kusdinar Untung Yuni Sukowati-Suroto. (derapjuang.id)

Solopos.com, SRAGEN —Visi dan misi pasangan tunggal cabup dan cawabup Sragen 2020, Kusdinar Untung Yuni Sukowati-Suroto, soal ketahanan pangan disorot KTNA Sragen. Mereka menilai visi-misi itu terlalu luas dan tidak spesifik berpihak kepada petani.

Hal itu disampaikan Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sragen, Suratno, setelah membaca visi misi pasangan Yuni-Suroto. Suratno menilai visi dan misi 2021-2024 itu terkesan mengulang visi-misi sebelumnya dan tidak spesifik mengangkat isu tertentu. Ketahanan pangan yang muncul pada misi pun dinilai Suratno masih terlalu luas. Suratno memaknai ketahanan pangan dari perspektif petani itu terletak pada kebijakan yang berpihak kepada petani dari hulu sampai hilirnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pemkab Karanganyar Tambah 244 CPNS Baru, Tapi Masih Kurang 13.000 Pegawai

“Ketahanan pangan itu masalah produktivitas pangan yang terjaga sehingga infrastruktur penunjangnya harus terpenuhi. Seperti pupuk, bibit berkualitas, penanganan hama dan penyakit, serta pascapanen. Selama ini produksi padi di Sragen selalu surplus sepanjang tahun dan cukup untuk konsumsi warga Sragen, tetapi kesejahteraan petani belum terjamin,” ujarnya.

Suratno mengusulkan ketahanan pangan dengan pendekatan teknologi baru yang menghasilkan bibit baru dengan produktivitas meningkat, misalnya dari 6-8 ton per hektare menjadi 14 ton per hektare. Kemudian kebijakan pupuk, harap dia, jangan dibatasi dengan kartu tani yang berakibat petani membeli pupuk nonsubsidi sehingga biaya produksi membengkak.

Ini Tekad Congwayndut Regenerasi Seniman Karanganyar

“Kalau memungkinkan ada kebijakan subsidi daerah dari APBD untuk pupuk dan itu riil bisa dinikmati petani. Kemudian untuk penanganan pascapanen perlu dirintis badan usaha milik daerah (BUMD) di sektor pertanian. Bila perlu PD PAL [Perusahaan Daerah Pelopor Alam Lestari] itu direvitalisasi. Kemudian sektor swasta yang berani membeli gabah petani dengan harga tinggi didorong untuk hidup. Semua itu orientasinya untuk kesejahteraan petani,” ujarnya.

Tak Lebih Baik

Sementara itu, dosen Komunikasi Universitas Boyolali Roso Prajoko melihat visi dan misi yang diusung cabup petahana itu dinilai tidak lebih baik dibanding periode sebelumnya. Visi misi di periode lalu yakni mewujudkan Bumi Sukowati yang sejahtera dan bermartabat itu dinilai lebih riil dan mengena. Berbeda dengan visi misi yang ditawarkan untuk periode kedua, yakni menuju Kabupaten Sragen yang mandiri dan sejahtera. Visi dan misi di periode kedua itu, ujar Roso, lebih pada perencanaan yang bisa berhasil atau malah gagal.

Pasien Covid-19 Karanganyar yang Isolasi Mandiri Lebih Cepat Sembuh

“Misi yang dibawa pun bertekad menyejahterakan rakyat. Hal ini normatif dilakukan seorang pemimpin. Kalau melihat di periode sebelumnya, peran perempuan dan pemberdayaannya perlu dipertanyakan. Kemandirian ekonomi dan pengembangan koperasi juga belum signifikan. Kemudian dari segi penanggulangan kemiskinan, petahana harus bekerja keras karena angka kemiskinan di Sragen masih tinggi di angka 113.833 jiwa dan Sragen masih zona merah kemiskinan,” ujarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya