SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Klaten (Espos)–Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Klaten menilai sejumlah petani yang nekat menanam padi tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga petani lain yang sudah bertekad menunda musim tanam demi memutus siklus hama wereng.

Sekretaris KTNA Klaten, Atok Susanto menyayangkan sikap petani yang nekat menanam padi meski sudah dilarang oleh Bupati Klaten, Sunarna maupun Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo. Atok mengatakan, kondisi lahan pascaserangan wereng cokelat saat ini tidak memungkinkan untuk ditanami padi. Menurutnya, kondisi tanah saat ini masih dipenuhi telur wereng sehingga membahayakan bagi tanaman padi.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Di samping itu, kondisi tanah saat ini juga mengandung zat lilin yang dikeluarkan wereng. Dia menjelakan, zat lilin tersebut mampu mengakibatkan tanaman padi menjadi kerdil. “Tidak ada jaminan mereka akan bisa panen sebelum telur dan zat lilin itu musnah. Alih-alih panen, tindakan mereka justru merugikan petani lain yang sudah bertekad menunda musim tanam hingga waktunya tiba,” tegas Atok saat dihubungi Espos, Selasa (22/6).

Ekspedisi Mudik 2024

Atok menjelaskan, sebagian petani saat ini sudah beralih dari menanam padi ke palawija. Sementara sebagian lagi memilih tidak mengolah lahan hingga bulan September mendatang. Langkah itu, kata Atok, dimaksudkan untuk memutus siklus hama wereng yang sudah menyebabkan gagal panen selama beberapa musim.

mkd

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya