SOLOPOS.COM - Tim SAR dari BPBD Ciamis, Basarnas, TNI-Polri dibantu masyarakat melakukan pencarian sejak Jumat (15/10/2021) sore. (Detik)

Solopos.com, CIAMIS — Pihak MTs Harapan Baru Ciamis membantah kegiatan susur sungai yang diikuti 150 orang siswa kelas 7 dan 8 dilakukan di sungai. Pihak sekolah menyebut susur sungai dilaksanakan di bantaran sungai.

Pernyataan itu disampaikan Humas MTs Harapan Baru Ciamis, Dandeu Rifai. Dia menceritakan kronologi sebelum tragedi 11 orang siswa MTs Harapan Baru Ciamis meninggal karena tenggelam di Sungai Cileueur, Desa Utama, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat pada Jumat (15/10/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga : Ada Campur Tangan Pemancing di 2 Tragedi Susur Sungai Ciamis dan Sempor

Dandeu menyebut para siswa melaksanakan kegiatan program tadabur alam. Kegiatan tersebut diisi dengan pengenalan lingkungan dan bersih-bersih. Kegiatan tersebut sudah menjadi program sekolah.

Ekspedisi Mudik 2024

“Tiga hari sebelum kejadian dilakukan survei lapangan dulu. Termasuk memberikan tanda. Jejak mana saja, jalur yang dilewati dan mana yang tidak,” ujar Dandeu di komplek Pesantren Cijantung, seperti dilansir detikcom, Sabtu (16/11/2021).

Dandeu menjelaskan pada satu lintasan terletak di bantaran Sungai Cileueur. Siswa mendapatkan materi pengenalan lingkungan dan bersih-bersih di lokasi itu. Saat itu, kata dia, sedang dilakukan briefing. Dandeu menyebut anak-anak ke pinggir sungai.

Baca Juga : Tragedi Susur Sungai Sempor Terulang, Tahun Lalu 10 Siswa Meninggal

“Sebetulnya mau di-briefing untuk perjalanan berikutnya. Perjalanan terakhir sebelum kembali. Ada (siswa) terpeselet. Temannya mencoba menarik. (Kejadian itu) diketahui pembimbing (saat posisi siswa) sudah agak terseret. 3 pembimbing nyebur untuk menyelamatkan. Jadinya 11 orang. Posisi awalnya ada yang mau menyelamatkan,” tutur dia.

Dandeu juga menyampaikan bahwa kegiatan susur sungai dilakukan di pinggir atau bantaran sungai. Susur sungai tidak dilakukan di tengah sungai. Pihak sekolah, lanjut dia, sudah mewanti-wanti agar berhati-hati.

“Tidak ke tengah tapi di ujung bantaran. Briefing sebelum melanjutkan rute. Ada yang tergelincir. Sebetulnya itu sudah diwanti-wanti,” tutur dia.

Baca Juga : Korban Tragedi Susur Sungai di Ciamis Dimakamkan, Keluarga: Ini Takdir

Dia menjelaskan pihak sekolah melibatkan 12 orang guru. “Pembimbing 9 orang. Juga kami turunkan dari (Madrasah) Aliyah untuk membantu acara tersebut.”

Seperti dilansir detikcom, tidak ada korban tenggelam yang mengenakan pelampung. Hal itu tampak saat proses evakuasi. Selain itu, pihak sekolah belum mau memberikan pernyataan perihal izin kegiatan. Pihak sekolah menyampaikan masih fokus beberapa hal setelah kejadian, salah satunya takziah kepada keluarga korban.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya