SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, JAKARTA</strong> — Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengaku telah beberapa kali melakukan komunikasi dengan pihak Facebook. Komunikasi dilakukan untuk mengkonfirmasi ihwal pencurian data lebih dari satu juta akun di platform layanan <em>over the top</em> (OTT) asal Amerika Serikat tersebut di Indonesia.</p><p>Menkominfo Rudiantara mengatakan langlah pertama pemerintah adalah melakukan komunikasi melalui telepon kepada pihak <a href="http://teknologi.solopos.com/read/20180410/484/909260/buntut-kebocoran-data-pendiri-apple-hapus-akun-facebook" target="_blank">Facebook</a> untuk mengklarifikasi informasi dari Cambridge Analytica ihwal pencurian itu. Kabar soal pencurian data tersebut diterima Rudiantara pada 25 Maret 2018.</p><p>Klarifikasi melalui telepon tersebut dilanjutkan dengan mengirim surat secara resmi dari Pemerintah Indonesia kepada Facebook pada 26 Maret 2018 guna melakukan koordinasi terkait pencurian data tersebut. Namun, Pemerintah Indonesia hanya mendapatkan balasan surat elektronik yang jawabannya sangat normatif.</p><p>"Karena itu kami kirimkan <a href="http://news.solopos.com/read/20180403/496/907781/menkominfo-rudiantara-ancam-tutup-facebook-di-indonesia" target="_blank">Surat Peringatan</a> [SP] pertama pada tanggal 5 April 2018 kemarin. Lalu hingga tanggal 10 April belum ada respons juga dari Facebook akhirnya kami kirim SP 2 pada 10 April itu," tutur Rudiantara, Kamis (12/4/2018).</p><p>Dia mengatakan setelah mengirimkan SP 2 ke Facebook pada 10 April 2018. Namun, pada malam harinya pemerintah akhirnya mendapatkan balasan dari pihak Facebook menjawab SP1 yang meminta klarifikasi dan telah dikirimkan pada Kamis (5/4/2018). Sedangkan pada SP2, pemerintah meminta meminta hasil audit investigasi kepada pihak Facebook mengenai pencurian data yang melibatkan markas Facebook.</p><p>"Jawabannya lumayan jelas dan cukup detail menurut saya. Jadi isinya itu adalah tentang 700 akun yang mengunduh aplikasi langsung pihak ketiga yaitu <a href="http://teknologi.solopos.com/read/20180409/484/909213/mirip-cambridge-analytica-aplikasi-kuis-cubeyue-dibekukan-facebook" target="_blank">CubeYou</a> dan AgregatelQ. Lalu kenapa ada 1 juta data yang dicuri, itu karena dari 700 orang ini men-<em>share</em> ke <em>wall</em> Facebook mereka dan di klik <em>try it</em> oleh teman-temannya di Facebook hingga 1 juta orang," kata Rudiantara.</p><p>Menurut Menkominfo, dalam surat balasannya Facebook menyatakan sudah lama memutus aplikasi pihak ketiga itu sejak 2015. Setelah diputus, tidak ada lagi data yang dicuri karena Facebook menutup rapat-rapat masuknya aplikasi pihak ketiga lagi.</p><p>Rudiantara mengatakan pemerintah sampai saat ini masih menunggu surat balasan dari SP 2 yang dikirimkan kepada Facebook pada 10 April 2018. Menurutnya, jika SP 2 tersebut tidak ditanggapi, maka SP3 akan dikirimkan. SP3 berisi pemberitahuan bahwa aplikasi Facebook telah diputus sementara sehingga tidak bisa diakses di Indonesia.</p><p>"Jadi nanti kalau kami sudah kirim SP3, itu bukan berupa surat klarifikasi lagi, tetapi sudah surat pemberitahuan bahwa Facebook diputus sementara aksesnya di Indonesia," ujar Rudiantara.</p>

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya