SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengeroyokan. (Dok. JIBI/Solopos)

Solopos.com, SALATIGA — Seorang anggota TNI di Salatiga, Jawa Tengah (Jateng), menjadi korban pengeroyokan lima pemuda bertato di Pasar Blauran, Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (1/9/2022). Berikut kronologi pengeroyokan anggota TNI di Salatiga yang berujung kematian salah seorang pengeroyok.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, pengeroyokan anggota TNI AD yang bertugas di Yonif MR 411/Pandawa/6/2, Pratu RW, itu terjadi sekitar pukul 13.30 WIB. Awalnya, anggota TNI-AD itu berboncengan dengan istrinya yang tengah hamil 6 bulan menunju ke Pasar Blauran, Salatiga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun di tengah jalan, motor yang dikendarai Pratu RW bersenggolan dengan mobil pikap yang dikendarai salah satu pelaku pengeroyokan, Argo Wahyu Pamungkas. Insiden itu pun menimbulkan ketegangan di antara kedua pengendara.

Meski demikian, tidak terjadi pertengkaran antara keduanya di jalan tersebut. Baru setibanya di Pasar Blauran, anggota TNI AD berpangkat Pratu itu diadang lima orang yang salah satunya pengendara mobil pikap.

Dari situlah timbul perkelahian lima lawan satu. Oleh karena kalah jumlah, Pratu RW pun kalah dan mengalami luka-luka pada bagian wajah.

Baca juga: Pengeroyokan Anggota TNI AD di Salatiga, Pelaku Lima Orang, Satu Meninggal

Di sisi lain, istri Pratu RW yang panik melihat suaminya dikeroyok langsung memberitahukan peristiwa yang dialami anggota TNI AD itu ke grup Whatsapp rekan-rekan seprofesinya. Mendengar temannya dikeroyok oleh lima orang yang diduga preman, rekan-rekan korban pun tidak terima dan langsung melakukan pencarian pelaku.

Tak butuh waktu lama, rekan-rekan korban pun menemukan kelima pelaku pengeroyokan anggota TNI AD itu ke markas Yonif 411/Pandawa/6/2 di Salatiga. Sesaat kemudian, kelima pelaku pengeroyokan itu harus dilariikan ke RST dr Asmir Salatiga karena mengalami luka-luka.

Dari lima pelaku pengeroyokan anggota TNI AD di Salatiga itu, satu orang di antaranya meninggal dunia. Pelaku pengeroyokan yang meninggal dunia saat di RST dr Asmir adalah pengendara mobil pikap, Argo Wahyu Pamungkas, warga Temanggung.

Baca juga: Panglima TNI Andika Perkasa Hadiri Peringatan 1 Abad PSHT di Madiun

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Tatang Subarna membenarkan adanya insiden pengeroyokan yang dialami anggota TNI di Salatiga oleh lima orang pelaku yang diduga preman. Ia juga membenarkan jika satu di antara lima pengeroyok itu meninggal dunia setelah menjalani perawatan di RST dr Asmir.

“Kejadian ini [kasus pengeroyokan] sedang ditangani Denpom IV/3 Salatiga yang berkoordinasi dengan Polres Salatiga untuk proses lebih lanjut,” ujar Tatang dikutip dari laman tniad.mil.id, Sabtu (3/9/2022).

Sementara itu empat orang pelaku pengeroyokan yang saat ini masih menjalani perawatan di RST dr Asmir adalah AR, 30, warga Candimulyo Magelang, YY, 22, warga Kledung Temanggung, AS, 23, warga Kedu Temanggung, dan AF, 22, warga Parakan Temanggung.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya