SOLOPOS.COM - Ilustrasi oksigen. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Sebanyak 16 rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 di Kota Solo saling meminjam oksigen medis guna memenuhi kebutuhan pasien. Kondisi itu dilakukan lantaran lonjakan kasus konfirmasi positif Corona di sejumlah daerah yang memicu kelangkaan.

Selain itu, masyarakat juga mulai menyetok oksigen medis untuk berjaga-jaga. Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan langkah pinjam meminjam antar RS itu berhasil menjadi salah satu cara agar pasien bisa tertangani.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ia mengakui kondisi itu pasti memberatkan RS, mengingat kebutuhan oksigen yang terus terjadi. Hal itu dikarenakan, belasan RS itu tak hanya merawat warga Solo, tapi juga rujukan luar daerah. “Saat ini rerata kebutuhan harian oksigen mencapai 59 ton untuk semua RS di Solo,” kata dia, kepada Solopos.com, Jumat (9/7/2021).

Baca Juga: Gedung Sekolah di Solo Disulap Jadi Tempat Isolasi  Pasien Covd-19, Begini Kondisinya

Ning, panggilan akrabnya, mengatakan jumlah oksigen yang berkejaran dengan stok itu telah terjadi sepekan terakhir. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan pusat untuk segera menyuplai kekosongan. Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengatakan Solo menerima pasokan oksigen dari Kendal pada Jumat siang.

“Kami komunikasi dengan Pak Luhut (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi) dan informasinya dikirim pada Kamis (8/7/2021) malam. Beberapa memang melaporkan stoknya pendek, tapi terus diusahakan,” jelasnya, di Balai Kota, Jumat.

Untuk antisipasi jangka panjang, Gibran telah meminta Sekda untuk membikin depo sendiri di Solo Technopark (STP). Kebutuhan harian yang mencapai 59 ton membuat pihaknya harus memutar otak lantaran setiap hari terus habis.

“Sebisa mungkin enggak ada yang sampai habis. Tenang saja. Saya usahakan terus. Selain dari PT Samator, ada yang lain. Tampungan depo ya, sesuai kebutuhan kita (Solo). Kebutuhan memang besar, BOR (tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate) di Solo juga tinggi,” imbuhnya.

Sebelumnya, tokoh masyarakat Solo, Sumartono Hadinoto, menyebarkan video berisi informasi terancam kosongnya stok oksigen di sejumlah rumah sakit di Kota Bengawan. Video berdurasi kurang dari satu menit itu lantas dia sebarkan ke berbagai kolega dan kenalannya, termasuk Gibran.

Dia mengaku mendapat informasi dari sejumlah dokter ihwal kritisnya persediaan oksigen di sejumlah rumah sakit di Solo. Sumartono mengaku tidak mempunyai kapasitas untuk menyampaikan informasi kepada publik soal persediaan oksigen di rumah sakit. Namun dia merasa perlu menyampaikan itu agar persoalan kritisnya persediaan oksigen bisa segera diatasi.

Salah satu RS yang dikabarkan stok oksigennya menipis adalah RS dr.Oen Kandangsapi. Direktur Utama RS dr Oen Kandang Sapi Solo, William Tanoyo, mengakui hal tersebut namun sudah teratasi. “Puji Tuhan sudah bisa aman, sudah teratasi dengan dibantu RSUD Bung Karno dan RSUD Ngipang,” kata dia, melalui layanan perpesanan WhatsApp, Jumat pagi.

Baca Juga: JNE Berikan Vaksin untuk 7.500 Karyawan dan Masyarakat Umum

Sebelumnya, Direktur RSUD Bung Karno, Wahyu Indianto, mengatakan kebutuhan oksigen yang meningkat sejalan dengan jumlah pasien yang meningkat. Kebutuhan setiap pasien berbeda, namun untuk kategori ringan membutuhkan 4-5 liter oksigen per menit. Kemudian pasien dengan kategori sedang perlu 15-30 liter oksigen per menit. Sementara pasien dengan kategori berat butuh 30-60 liter oksigen per menit.

“Apabila butuh 30 liter oksigen per menit, maka dalam satu jam memerlukan 1.800 liter oksigen. Tinggal dikalikan saja kebutuhannya berapa dalam sehari, sepekan, bahkan satu bulan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya