SOLOPOS.COM - Polisi memasang water barrier di flyover Palur, Karanganyar, yang ditutup mulai Rabu (14/7/2021). (Istimewa/Polres Karanganyar)

Solopos.com, KARANGANYAR — Penutupan akses flyover Palur dari arah Kota Solo maupun Kabupaten Karanganyar menyebabkan kemacetan di lokasi tertentu pada jam kerja.

Satlantas Polres Karanganyar menutup flyover Palur selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat. Penutupan berlangsung 24 jam setiap hari mulai Rabu (14/7/2021) hingga Selasa (20/7/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ternyata kebijakan itu malah menimbulkan persoalan baru berupa kemacetan di sejumlah ruas jalan. Tak pelak hal itu menuai kritikan, salah satunya dari Wakil Ketua DPRD Karanganyar, Tony Hatmoko.

Baca Juga: Fixed Lur! Flyover Palur Karanganyar Ditutup 24 Jam Nonstop, Ini Jalur Pengalihannya

Tony menilai penutupan akses flyover Palur kurang efektif menekan mobilitas masyarakat pada masa PPKM Darurat. Keputusan itu malah memunculkan persoalan baru.

“Flyover Palur itu kan jalur utama dan lalu lintas kendaraan di situ padat. Dulu flyover dibuat biar memecah lalu lintas agar tidak macet dan mengurangi kepadatan. Saat flyover ditutup lalu lintas dialihkan ke simpang tiga Gudang Garam. Itu malah membuat kemacetan, lalu lintas ruwet,” kata Tony kepada Solopos.com, Kamis (15/7/2021).

Tony mengaku melewati jalan tersebut pada Rabu (14/7/2021) menjelang sore. Ia melihat petugas Satlantas Polres Karanganyar mengatur arus lalu lintas.

Baca Juga: 4 Ruas Jalan di Karanganyar Ditutup 24 Jam Nonstop, Dandim: Semoga Mobilitas Masyarakat Makin Berkurang

Menimbulkan Kerumunan Karena Macet

Melihat kondisi tersebut, ia berharap Bupati Karanganyar, Juliyatmono, bisa berkoordinasi dengan Polres Karanganyar untuk mengevaluasi kebijakan penutupan flyover Palur ituitu.

“Jalan jadi macet, lalu lintas ruwet, jalan sempit. Simpangan dengan kendaraan besar repot. Justru malah menimbulkan kerumunan karena macet. Kami mohon bisa dievaluasi. Kalau penutupan ruas jalan lalin silakan. Meskipun menurut saya juga tidak efektif,” tuturnya.

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menyampaikan tidak efektifnya kebijakan itu bisa dilihat dari pengguna jalan yang malah mengakses jalan kampung untuk menghindari penutupan ruas jalan. Hal itu menyebabkan persoalan baru di kampung yang dilewati kendaraan.

Baca Juga: Juliyatmono: Colomadu Karanganyar Bakal Seperti Solo Baru

“Masyarakat ganti lewat jalan tengah kampung, tengah desa. Jalan kampung kecil dan jadi padat. Kami lebih ingin pemerintah mengedukasi masyarakat. Soal Jl Lawu ditutup 24 jam itu juga sebaiknya tidak perlu. Toh tidak ada pedagang berjualan di sepanjang jalan itu,” tuturnya.

Terpisah, Kaur Bin Ops (KBO) Satlantas Polres Karanganyar, Iptu Anggoro Wahyu S, mewakili Kapolres Karanganyar, AKBP Muchammad Syafi Maulla, menyampaikan terus mengevaluasi pentupan sejumlah ruas jalan termasuk flyover Palur.

Penutupan Jalan Colomadu Diklaim Terkendali

Selain flyover Palur, Polres Karanganyar menutup akses jalan selama 24 jam di Jl Adisucipto dan simpang tiga Hotel Alana. Kemudian simpang tiga Sroyo, simpang empat Papahan, hingga simpang empat Pegadaian.

Baca Juga: Jadi Kecamatan Terkecil di Karanganyar, Ini Fakta-Fakta Menarik Colomadu

Satu ruas jalan dari simpang empat Pegadaian hingga simpang lima Bejen ditutup mulai pukul 17.00 WIB hingga 06.00 WIB. “Ini masih hari kedua, penutupan baru empat ruas jalan itu. Hari pertama dan kedua kan belum ada pola jalan. Kami evaluasi. Kalau berjalan beberapa hari masih macet akan kami ambil tindakan,” jelas Anggoro kepada Solopos.com, Kamis.

Anggoro menambahkan penutupan jalan di Colomadu sudah terkendali meskipun ada kendala pada hari pertama pukul 12.00 WIB. Sroyo juga lancar dan bisa mengurangi truk besar masuk Karanganyar.

Baca Juga: Septiarko, Dokter Spesialis Anak di RSUD Karanganyar Meninggal Kena Covid-19

Mengenai evaluasi penutupan flyover Palur, Anggoro menyampaikan polisi akan mengambil tindakan pencegahan untuk menekan kemacetan. Misalnya dengan menambahkan water barier.

“Itu salah satu upaya mengurangi kepadatan. Format penutupan sementara tetap dipertahankan sambil menunggu. Kemacetan di flyover hanya terjadi pada jam tertentu, seperti jam berangkat dan pulang kerja. Akan kami evaluasi.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya