SOLOPOS.COM - ilustrasi aksi perempuan (Burhan Aris Nugraha/JIBI/SOLOPOS)

Aktivis dari Jaringan Peduli Perempuan dan anak menggelar aksi tolak Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) sambil membawa poster dan membentangkan rangkaian 1001 sarung bantal di depan pintu masuk Balaikota Solo, Kamis (31/1/2013). (Burhan Aris Nugraha/JIBI/SOLOPOS)

SOLO — Belasan aktivis dari Jaringan Peduli Perempuan dan Anak Kota Surakarta dan Lingkar Advokasi untuk Perempuan (Link-AP) Jaringan Jawa Tengah dan DIY menggelar aksi tutup mulut di halaman Balaikota, Kamis (31/1/2013). Demonstrasi diiringi pembentangan spanduk sepanjang 25 meter yang terbuat dari puluhan sarung bantal.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurut Pejabat Humas Link-AP, Maria Sucianingsih, saat ditemui wartawan seusai aksi, pihaknya mendesak Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Gamawan Fauzi, bersikap tegas dalam memberi sanksi terhadap pejabat yang terlibat KDRT. Pasalnya, pejabat merupakan representasi pemimpin yang dianut masyarakat.

“Mereka yang telah terbukti melanggar sumpah jabatan seperti Bupati Garut Aceng Fikri dan Wakil Walikota Magelang Joko Prasetyo, harusnya dipecat,” tukasnya.

Maria mengatakan, spanduk yang terbuat dari sarung bantal bakal dikirimkan kepada Mendagri. Spanduk yang berisi ribuan tanda tangan masyarakat itu, imbuhnya, diharapkan menjadi dukungan moral dalam menindak pejabat pelaku KDRT.

“Sarung bantal ini menjadi simbol jika kasus KDRT masih dianggap sebagai urusan privat. Padahal, setiap kasus KDRT sejatinya menjadi urusan bersama.”

Pihaknya mendesak Mendagri dan kalangan legislatif di Indonesia membuat kebijakan yang pro terhadap korban KDRT. Menurut Suci, bukan zamannya lagi pelanggaran hukum seperti KDRT dipandang sebelah mata.

“Selama ini seolah-olah ada pembiaran dalam kasus KDRT. Seperti kasus Wawali Magelang yang penyelesaiannya berlarut-larut,” rutuknya.

Koordinator aksi, Dian Sasmita, mengatakan jumlah kasus KDRT di Indonesia sudah sangat memprihatinkan. Mengutip catatan akhir tahun Komnas Perempuan hingga akhir 2011, urainya, tercatat kasus KDRT mencapai 113.875 kasus.
Sementara di Solo, kekerasan sepanjang 2012 tercatat 57 kasus, di Klaten 67 kasus perempuan dan 45 kekerasan anak serta di Semarang 117 kasus.

“Jogja menjadi yang terbanyak dengan 303 kasus,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya