Solopos.com, JAKARTA — Hubungan AS-Rusia tampaknya akan semakin memanas menyusul rencana pelaksanaan referendum di Crimea pada Minggu (16/3/2014).
Beberapa hari menjelang pelaksanaan referendum itu, Presiden AS, Barack Obama, mengirim sinyal sikap tegas kepada Rusia. Amerika Serikat menyatakan akan membantu Ukraina untuk mempertahankan integritas wilayah dan kedaulatan negara itu.
Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024
Penegasan itu disampaikan Barack Obama seusai bertemu dengan Perdana Menteri Ukraina, Arseniy Yatsenyuk, di Gedung Putih. Menurut Obama, sebagaimana dikutip Aljazeera.com, Kamis (13/3/2014), negara-negara Barat terpaksa “melayani” tantangan Rusia jika tidak keluar dari Crimea.
Sementara Yatsenyuk mengatakan negaranya tidak akan pernah tunduk kepada Rusia. Ukraina juga akan mempertahankan posisinya dan siap berunding dengan Rusia. Dia mengatakan bahwa Ukraina merupakan bagian dan akan tetap menjadi bagian dari negara Barat.
Pemerintah lokal Crimea berencana melaksanakan referendum pada Minggu mendatang. Referendum itu akan menentukan apakah Crimea akan tetap berada di bawah Ukraina atau memisahkan diri.
Obama juga menyatakan AS tidak akan mengakui referendum yang akan dilakukan itu. Dia berharap upaya diplomatik pada akhirnya berhasil untuk mempertimbangkan kembali pelaksanaan pemungutan suara tersebut.