SOLOPOS.COM - Menlu Suriah Walid Moallem (yahoonews)

Menlu Suriah Walid Moallem (yahoonews)

NEW YORK – Setelah pembahasan berkepanjangan di berbagai forum dan berbagai tokoh dunia berbicara di forum tertinggi PBB, krisis Suriah tetap menemukan titik terang.

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

Bahkan sidang tahunan Majelis Umum PBB tempat para pemimpin dunia bertemua sepanjang pekan ini, tak juga memberikan terobosan solusi bagi krisis yang berkembang menjadi perang saudara itu. Para diplomat pun memandang PBB seolah lumpuh menghadapi krisis Suriah dan kredibiltas PBB dipertanyakan.

Seperti dilansir yahoonews, Selasa (2/10/2012), selama tujuh hari sidang MU digelar, krisis Suriah telah dibahas oleh satu per satu kepala negara. Mulai dari Albania yang menyebut “Suriah menderita suatu pertumpahan darah primitif oleh rezim yang keras kepala dan telah kehilangan legitimasi untuk memimpin”, hingga Zambia yang menyebut “Kemanusiaan kembali dipermalukan dengan pembantaian tak perlu”.

Bahkan, Sekjen PBB, Ban Ki-moon, juga hanya mengeluarkan pernyataan yang tak bertaji.
“Sekjen memprihatinkan pembunuhan yang terus berlangsung yang mengakibatkan kerusakan besar dan pelanggaran HAM, serta serangan udara dan artileri yang dilakukan pemerintah,” bunyi pernyataan dari kantor Ban, seusai pertemuan Ban dengan Menlu Suriah, Walid al-Moallem, Senin (1/10/2012) malam waktu setempat.

Ban hanya meminta pemerintah Suriah menunjukkan belas kasihan terhadap rakyatnya sendiri. Ban juga memperingatkan bahaya penggunaan senjata kimia yang diyakini dimiliki rezim Assad dan bisa dipergunakan sewaktu-waktu.

“Penggunaan senjata semacam itu akan menjadi kejahatan keterlaluan dengan konsekuensi yang mengerikan.”

Sementara Moallem dalam pidatonya menyebut keberadaan konspirasi global yang berupaya menjatuhkan pemerintahannya. Dikatakannya, media-media banyak yang memprovokasi dan menciptakan krisis.

Sejak pecah 18 bulan lalu, pemberontakan di Suriah telah menewakan lebih dari 30.000 orang dan memaksa lebih dari 300.000 rakyat Suriah mengungsi. Moallem menyalahkan negara-negara Eropa, Arab dan AS yang dituduhnya campur tangan dalam urusan Suriah dengan mendesak Assad untuk mundur.

Moallem juga menuduh Arab Saudi, Qatar dan Turki mempersenjatai dan membiayai “teroris” yang berusaha menggulingkan Assad. “Ini merupakan terorisme dukungan pihak luar disertai provokasi media yang belum pernah terjadi sebelumnya,” tandasnya.

Namun, setelah 24 kali menyebut kata “teroris” dan “terorisme” dalam pidatonya di depan MU PBB, Moallem mengatakan pemerintah Suriah siap untuk bernegosiasi dengan oposisi dan bekerja sama untuk menghentikan pertumpahan darah Suriah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya