LONDON – Inggris masih membutuhkan rincian lebih lanjut dari koalisi oposisi Suriah sebelum mengakuinya sebagai wakil resmi rakyat Suriah. Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Inggris, William Hague, Jumat (16/11/2012), menjelang pertemuannya dengan para pejabat oposisi Suriah.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Koalisi oposisi Suriah dibentuk di Doha, Qatar, Minggu (11/11/2012), dalam upaya menyatukan kelompok-kelompok oposisi Suriah dan meningkatkan kesempatan mereka mendapat pengakuan dari dunia internasional. Prancis, Selasa (13/11/2012), telah menjadi kekuatan pertama Eropa yang mengakui koalisi pimpinan Mouaz al-Khatib ini.
Khatib bersama sejumlah pejabat oposisi Suriah diharapkan bertemu Hague di London, Jumat, untuk membahas keberadaan dan posisi mereka.
“Kami ingin bisa berada dalam posisi untuk mengakui mereka sebagai satu-satunya wakil sah rakyat Suriah. Tapi saya ingin mendengar lebih banyak tentang rencana mereka,” kata Hague kepada radio BBC seperti dilansir Reuters.
“Tentang siapa yang akan mereka tunjuk, di posisi sebagai apa, tentang apakah Kurdi akan dimasukkan, berapa banyak dukungan yang mereka miliki di dalam wilayah Suriah,” lanjut Hague memaparkan rincian informasi yang dikehendakinya.
Hague mengatakan, kemungkinan Inggris mengambil keputusan untuk mengakui koalisi ini dalam beberapa hari mendatang.
Sementara, Presiden Prancis, Francois Hollande, akan bertemu dengan para pejabat oposisi Suriah di Paris pada Sabtu (17/11/2012). Menteri luar negeri Prancis mengatakan, Prancis akan akan mendiskusikan keputusan untuk memasok senjata kepada pasukan oposisi Suriah dalam beberapa pekan mendatang.