SOLOPOS.COM - Recep Tayyip Erdogan (JIBI/Solopos/Reuters)

Tayyib Erdogan (google)

ISTANBUL – Perdana Menteri Turki, Tayyip Erdogan, Kamis (27/9/2012) waktu setempat, mengecam Rusia, China dan Iran terkait sikap mereka terhadap krisis Suriah. Erdogan menyebut sikap mereka memungkinkan terjadinya pembantaian di Suriah terus berlanjut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Erdogan telah menjadi salah satu kritikus paling keras bagi Presiden Suriah, Bashar al-Assad, dengan menuduhnya menciptakan sebuah “negara teroris”. Turki bahkan mendorong pembentukan zona asing yang aman di dalam wilayah Suriah.

Amerika Serikat (AS) memandang Turki sebagai pemain kunci dalam mendukung oposisi Suriah dan perencanaan masa depan Suriah pasca-Assad. Namun Ankara kini semakin terisolasi dan frustrasi akibat kurangnya konsensus internasional tentang cara untuk mengakhiri kekacauan di negara tetangganya itu.

“Sumber utama kekecewaan adalah Rusia. Jangankan memberikan suara soal Suriah, dia [Rusia] bahkan mendukung pembantaian,” kata Erdogan dalam sebuah wawancara yang disiarkan langsung di stasiun televisi Turki, NTV.

“Chinajuga mendukung Rusia. Meskipun (Presiden China) Hu Jintao telah mengatakan kepada saya mereka tidak akan memveto rencana (zona aman) untuk kali ketiga, mereka tetap melakukannya dalam voting di PBB,” imbuhnya.

TerkaitIran, Erdogan menggambarkan dukungan Teheran terhadap rezim Assad sebagai suatu keputusan yang “mustahil untuk dipahami”.

Para pemimpin dunia bertemu dalam sidang tahunan Majelis Umum (MU) PBB di New York pekan ini dengan salah satu agenda menyuarakan kekhawatiran atas kekerasan yang berlanjut di Suriah. Namun sejauh ini pembahasan krisis Suriah menemui jalan buntu.

Erdogan sedianya dijadwalkan menghadiri sidang MU di New York, namun membatalkannya pada menit terakhir. Menurut para pejabat Turki, alasan pembatalan kepergian Erdogan ke New York itu akibat padatnya jadwal pekerjaan menjelang kongres partainya pada waktu bersamaan.

Namun beberapa pengamat mengatakan pembatalan perjalanan Erdogan itu sebagai tanda frustrasi Turki terhadap kebuntuan internasional. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya