SOLOPOS.COM - Ilustrasi pasien positif Covid-19 di rumah sakit. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Mencari fasilitas kesehatan untuk perawatan pasien Covid-19 di berbagai daerah selama beberapa hari terakhir terasa sangat sulit. Lonjakan kasus positif Covid-19 menyebabkan krisis ruang perawatan karena hampir semua RS penuh.

Akibatnya warga yang terinfeksi virus corona dan membutuhkan perawatan di rumah sakit harus bersusah payah mencari informasi bahkan mendatangi satu per satu RS di wilayah masing-masing demi mendapatkan perawatan yang optimal.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sayangnya tidak sedikit di antara mereka yang terpaksa dirawat di rumah bahkan tidak tertolong karena dirawat dengan obat dan peralatan seadanya.

Baca juga: Ganjar Keluhkan Pelaksanaan Hari Pertama PPKM Darurat, Kenapa?

Pengalaman menyedihkan itu sempat dialami keluarga sutradara kondang, Hanung Bramantyo, di Jogja. Dia mengaku salah satu kerabatnya kesulitan mendapatkan ruang perawatan yang memadai setelah terinfeksi Covid-19 sampai harus menjalani isolasi mandiri di rumah dengan kondisi yang serba terbatas.

“Atas bantuan teman, akhirnya dapat kamar. Semula Mba Hani menolak dirawat dan memilih Isoma di rumah bersama anak lelakinya. Karena kondisi sesaknya tidak reda, maka dia pasrah,” tuturnya di akun Instagram-nya @hanungbramantyo Kamis (1/7/2021).

Meskipun sudah mendapat perawatan di rumah sakit, kondisi kerabatnya itu tidak kunjung membaik. Sebab, sejak awal terinfeksi Covid-19 tidak ditangani dengan baik karena krisis ruang perawatan di RS yang penuh. Dia akhirnya dipindahkan ke rumah sakit lain yang masih mempunyai tempat tidur di ruang perawatan intensif (ICU).

“Sayangnya, kondisinya hanya mampu bertahan selama dua hari. Subuh tadi [Kamis, 1 Juli 2021], pihak RS mengabari berita duka,” katanya.

Baca juga: Ganjar Pranowo Gagas Ini Hadapi Krisis Tenaga Kesehatan

Kondisi RS yang penuh juga membuat almarhum dalang kondang Ki Manteb Soedharsono yang memiliki riwayat sakit paru-paru terpaksa dirawat di rumah. Pada Kamis (1/7/2021) dia menjalani tes swab antigen dengan hasil positif Covid-19 dan mengembuskan napas terakhir pada Jumat (2/7/2021) karena kondisi kesehatan yang terus menurun.

Sejak akhir Juni 2021 sejumlah pejabat daerah menyatakan tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) untuk pasien Covid-19 nyaris penuh. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, pada 29 Juni 2021 menyebut BOR RS di Jateng sudah sangat membahayakan.

Baca juga: Susu Beruang Bear Brand Banyak Diburu, Ini 20 Manfaat untuk Kesehatan

Guna mengatasi krisis RS yang penuh, Pemprov Jateng mempersiapkan rumah sakit darurat. Penambahan ini bukan hanya sebatas pada tempat tidur, tetapi juga tenaga kesehatan untuk merawat pasien. Oleh sebab itu Ganjar meminta mahasiswa kesehatan diterjunkan membantu penanganan Covid-19.

“BOR-nya sudah membahayakan, sudah di atas 80 persen. Makanya kita cepat-cepat harus menambah tempat tidur. Maka tadi, siapkan skenario rumah sakit darurat, apa namanya tenda,” kata Ganjar Pranowo usai meninjau RSUD Kalisari Batang, Selasa (29/6/2021), seperti dikutip dari Detik.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya