SOLOPOS.COM - Aktivitas wisatawan di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jateng. (JIBI/Solopos/Antara/Anis Efizudin)

Krisis dan tragedi kemanusiaan yang menimpa etnik Rohingya berimbas rencana aksi solidaritas sejumlah ormas di Candi Borobudur.

Semarangpos.com, MAGELANG – Salah seorang tokoh masyarakat di sekitar Candi Borobudur, Sucoro, berharap pemerintah tidak akan menutup Candi Borobudur hanya karena khawatir akan adanya aksi solidaritas secara besar-besaran di kawasan wisata nasional itu, Jumat (8/9/2017) besok.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seniman penggagas Ruwat Rawat Borobudur itu tak mempermasalahkan jika aksi solidaritas terkait krisis dan tragedi kemanusiaan yang menimpa etnik Rohingya–yang didominasi minoritas muslim di Myanmar–digelar di Candi Borobudur. Asalkan, imbuh dia, aksi itu tak memberikan dampak buruk bagi candi peninggalan abad ke-8 tersebut.

“Saya berharap pemerintah tidak menutup Candi Borobudur. Kalau pun ada aksi di sekitar kawasan itu, enggak mengapa. Toh, selama aksi itu tidak merusak candi enggak masalah. Kenapa harus ditutup? Saya yakin pemerintah akan berpikir panjang jika ingin menutup Borobudur,” ujar Sucoro saat dihubungi Semarangpos.com, Kamis (7/9/2017).

Sucoro menambahkan selama ini Candi Borobudur merupakan ladang pendapatan bagi warga sekitar. Banyak warga yang mengandalkan penghasilan dari situs warisan dunia yang diakui United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO)–badan khusus PBB untuk kerja sama pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan–itu.

“Jadi kalau ditutup jelas merugikan bagi warga sekitar. Terlebih lagi, Candi Borobudur merupakan situs warisan dunia yang sudah diakui dunia internasional. Jelas penutupannya akan mendatangkan keprihatinan dari dunia internasional dan turunnya kunjungan wisatawan asing,” beber Sucoro.

Wacana penutupan sementara Candi Borobudur mencuat setelah Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkominda) dan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) menggelar rapat di Gedung A Kantor Gubernur Jateng, Kota Semarang, Rabu (6/9/2017). Seusai rapat, Sekda Provinsi Jateng Sri Puryono menyebutkan Candi Borobudur akan ditutup bagi wisatawan perseorangan dan hanya menerima kunjungan wisatawan yang telah memesan tiket sejak jauh hari.

Alasan pengambilan kebijakan itu tak lain untuk menghindari rencana aksi solidaritas yang digalang dengan hastag atau tanda pagar (tagar) #Saverohingya di grup perbincangan dan media sosial. Ide aksi bela Rohingya di Borobudur, Jumat besok itu, juga memang direspons positif oleh sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas).

Konon, tak kurang dari 200 ormas telah menyatakan dukungan atas aksi #Saverohingya di Candi Borobudur itu. Rencananya, aksi akan dimulai dengan salat Jumat berjemaah di masjid dekat Candi Borobudur dan dilanjutkan longmarch dengan mengenakan pakaian serba putih. Aksi ini kabarnya akan diikuti jutaan orang baik dari Jateng maupun daerah lain, seperti Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur.

Respons positif ormas itu membuat polisi panik dan berusaha mengimbangi bergulirnya ide itu di grup-grup perbincangan dan medsos. Polda Jateng bahkan mengumumkan status siaga I dan menerjunkan ribuan personel guna menghalangi massa yang datang ke Candi Borobudur untuk menggelar aksi.

Candi Borobudur memang berwujud candi Buddhisme, namun oleh sebagian kalangan umat Islam diyakini juga sebagai peninggalan Nabi Sulaeman. Namun, Candi Borobudur kini bukan lagi tempat ibadah yang terbuka untuk umum, melainkan objek pariwisata yang dikelola PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero).

Setiap pengunjung yang hendak memasuki lokasi candi itu dikutip uang pengganti tanda masuk sebagai penghasilan negara, tak terkecuali umat Buddha yang kadang kala datang untuk beribadah di candi tersebut. Pengunjung juga diwajibkan mematuhi aturan-aturan konservasi benda cagar budaya selama dalam pelataran candi.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya