SOLOPOS.COM - Ilustrasi penyekatan oleh polisi (JIBI/Solopos/Antara/Oky Lukmansyah)

Krisis Rohingya yang memicu rencana Aksi Damai Bela Rohingya di Borobudur dicegah polisi dengan menyekat jalur masuk Kabupaten Magelang.

Semarangpos.com, KUDUS —  Aparat kepolisian di Jawa Tengah, Kamis (7/9/2017), giat melakukan pemeriksaan terhadap kendaraan-kendaraan yang diduga mengangkut massa demontran ke Magelang. Termasuk jajaran Polres Kudus di perbatasan Kudus dan Kabupaten Demak.

Promosi Keren! BRI Raih Enam Penghargaan di PR Indonesia Awards 2024

Setiap kendaraan pengangkut penumpang yang melintas, termasuk bus pariwisata, dihentikan petugas untuk dipemeriksa apakah mengangkut massa yang hendak berunjuk rasa di Candi Borobudur, Magelang atau tidak. Kendaraan roda dua yang melintas pun turut menjadi sasaran pemeriksaan petugas, terutama kelengkapan surat-surat kendaraan bermotor mereka.

“Hingga siang hari, kami belum menemukan kendaraan yang mengangkut massa demontrasi ke Magelang,” kata Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polres Kudus Kompol Tugiyanto di Kudus, Kamis.

Ekspedisi Mudik 2024

Ia mengatakan, kegiatan serupa tidak hanya sekali dilakukan, melainkan akan digelar selama dua hari. Untuk Kamis ini, lanjut dia, rencananya kegiatan serupa dilakukan tiga kali, yakni pagi, sore dan malam hari.

Jumlah personel yang diterjunkan dalam kegiatan penyekatan tersebut, kata dia, sebanyak 60 personel. Dari jumlah tersebut, meliputi personel dari Satuan Sabhara, Lantas, Intelkam, Binmas, Propam dan Reskrim.

Polisi itu melansir ke pers seakan-akan Aksi damai Bela Rohingya di Magelang bakal digelar di Candi Borobudur. Masyarakat diingatkannya agar tidak berunjuk rasa ke Magelang karena jelas-jelas aksi di Candi Borobudur dilarang sebab tempat tersebut merupakan cagar budaya dan peninggalan sejarah yang menjadi aset negara dan dunia.

Dari sejumlah kendaraan yang diperiksa, ternyata hanya pengendara kendaraan roda dua yang kedapatan surat kelengkapan kendaraan bermotornya tidak lengkap, sedangkan kendaraan roda empat tercatat hanya satu yang pengemudinya kedapatan tidak memperpanjang SIM sehingga harus diberi tilang.

Sebelumnya, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Kudus menyatakan sikap agar pemerintah Myanmar menghentikan kekerasan terhadap muslim Rohingya yang bermukim di Rakhine. FKUB Kudus juga meminta masyarakat agar tidak terprovokasi dan menjaga kerukunan beragama di Tanah Air.

Di Magelang, tak kurang 2.800 personel aparat keamanan disiagakan untuk penjaga Aksi Damai Bela Rohingya di Borobudur, Kabupaten Magelang, Jumat (8/9/2017) ini. “Kami siapkan 28 SSK atau 2.800 personel untuk pengamanan,” kata Kapolda Jateng Irjen Pol. Condro Kirono seusai apel pengamanan kegiatan masyarakat menyikapi masalah kemanusiaan Rohingya di Lapangan drh. Soepardi, Kabupaten Magelang, Kamis.

Diakuinya, rencana aksi Borobudur tersebut sebenarnya sudah dibatalkan oleh pemrakarsanya, namun pihaknya tidak ingun underestimate, dan aparat keamanan harus selalu siap. Menurut dia ada bebeberapa lokasi yang merupakan ring I pengamanan, yakni sekitar Candi Borobudur, Masjid An Nur, dan Candi Mendut.

Ia menuturkan di Candi Borobudur tidak boleh ada aktivitas aksi, dilakukan sterilisasi, pemeriksaan secara ketat terhadap pengunjung yang akan masuk ke Candi Borobudur. Pemeriksaan dilakukan secara gabungan dari petugas keamanan Candi Borobudur, TNI, dan Polri.

Selanjutnya, pengamanan di ring II, yakni di luar kawasan Candi Borobudur dengan melakukan penyekatan agar tidak ada massa aksi yang masuk ke ring I. Selain menyekat, pihaknya meminta babinkamtibmas, babinsa, kepala desa juga mendeteksi RT dan RW untuk mendeteksi jangan sampai ada orang-orang yang akan berusaha mencari nama di sana sebelum dilakukan penyekatan.

“Jangan sampai orang-orang yang akan berusaha mencari nama kemudian meng-upload bahwa dia sudah beraksi di Candi Borobudur,” katanya.

Kemudian pengamanan di ring III yang akan masuk wilayah Magelang juga dilakukan penyekatan. Selain itu, katanya, 35 polres di Polda Jateng, termasuk Polda DIY, juga melakukan penyekatan agar massa dari Yogyakarta tidak masuk ke Magelang.

Ia menuturkan pihak pemrakarsa telah membatalkan kegiatan di Borobudur dan akan melaksanakan salat Jumat di Masjid An Nur, sehingga Masjid An Nur juga menjadi ring satu dalam pengamanan. Ia mengatakan masjid tidak boleh untuk melaksanakan unjuk rasa sehinga Masjid An Nur yang bertanggung jawab takmir masjid untuk susunan petugas khatib dan imam salat Jumat.

Ia menyampaikan salat Jumat juga akan dilaksanakan serentak di 35 kabupaten dan kota di Jateng, yakni di masjid agung setempat sekaligus mengakomodasi aspirasi masyarakat untuk doa bersama, salat gaib, dan penggalangan dana. “Di semua kabupaten-kota, polres melakukan penyekatan, kalau massa akan menuju Magelang hanya untuk salat Jumat silakan di masjid masing-masing, karena daya tampung Masjid An Nur juga terbatas, sekitar 1.500 orang,” katanya.

Ia meminta anggota keamanan untuk melakukan pengamanan secara profesional, sesuai standar operasional prosedur, tahapan-tahapan tindakan kepolisian ada eskalasinya, dan pihaknya minta agar tidak ada yang membawa peluru tajam. “Saya minta seluruh anggota pengamanan lebih mengedepankan tindakan persuasif, karena aksi damai dan juga merupakan bentuk simpati dan empati kaum muslim,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya