SOLOPOS.COM - Pemimpin- pemimpin negara dari Perancis, Inggris, Amerika Serikat, Nigeria, Niger, Kamerun, Benin pada pertemuan di Istana Elysee Paris, Sabtu (17/5/2014. Mereka sepakat untuk memerangi Boko Haram. (JIBI/Solopos/Reuters/Gonzalo Fuentes)

Krisis Prancis–salah satu motor dan kekuatan ekonomi Uni Eropa di samping Jerman–kian parah dengan meningkatnya jumlah pengangguran.

Solopos.com, PARIS — Prancis kian terperosok ke dalam jurang resesi setelah jumah pengangguran melesat jadi 3,49 juta pada November 2014.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kementerian Ketenagakerjaan Prancis mengumumkan tingkat pengangguran nasional secara umum meningkat 0,8%. Meski demikian, Presiden Prancis Francois Hollande tetap yakin negaranya bisa bangkit. Pasalnya, dia mentakan pemerintah tengah melancarkan reformasi birokrasi secara nasional.

“Kita perlu bertarung, maka kita akan bertarung. Reformasi masih berjalan, dan saya yakin langkah koheren dan komprehensif,” ungkapnya, Rabu (24/12).

Dia menegaskan tidak akan mencalonkan lagi pada pemilihan presiden berikutnya pada 2017 mendatang jika tidak bisa menekan angka pengangguran. Di bawah pemerintahan Hollande yang telah berlangsung 2,5 tahun, angka pengangguran Prancis meningkat, khususnya dalam tiga bulan terakhir.

“Tujuan saya adalah mengurangi pengangguran dan saya berjanji pada diri saya sendiri, jika saya belum melakukannya hingga akhir periode saya, apa Anda pikir saya masih akan memimpin Prancis?” katanya dalam wawancara di televisi TF1.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya