SOLOPOS.COM - Anggota militer memegang senjata sedang berjaga di jalan protokol Bangkok, sehari setelah militer Thailand mengambil kekuasaan, Jumat (23/5/2014). (JIBI/Solopos/Reuters/dok)

Solopos.com, BANGKOK–Krisis politik Thailand segera berakhir. Mantan perdana menteri yang digulingkan, Yingluck Shinawatra berada di tempat yang aman setelah ditahan oleh militer Thailand menyusul perebutan kekuasaan pekan ini.

Hal tersebut dikatakan seorang ‘tangan kanan’ dari Yingluck pada Sabtu (24/5/2014).

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

Militer menahan Yingluck pada Jumat. Saat itu, dia dan 154 orang lainnya yang sebagian besar adalah rekan politiknya dipanggil di markas militer Bangkok.

Seorang perwira senior mengatakan Yingluck ditahan sekitar seminggu sampai kondisi normal. Hal berbeda diberitakan media Thailand yang dilansir Reuters melaporkan Yingluck telah dibawa ke sebuah pangkalan militer di Provinsi Saraburi sebelah utara Bangkok, tapi seorang pengawal mantan perdana menteri itu membantah pernyataan tersebut.

Ekspedisi Mudik 2024

“Sekarang dia di tempat yang aman. Dia belum ditahan dalam kamp militer. Itulah yang bisa saya katakan saat ini,” kata seorang ajudan yang menolak untuk diidentifikasi.

“Kita tidak bisa mengatakan dia benar- benar bebas karena ada tentara yang menjaga di tempat dimana dia diperkirakan berada di dalamnya,” imbuh sebuah sumber dari Partai Puea Thai.

Sumber ini juga mengatakan beberapa mantan menteri dari kabinet Yingluck ditahan di fasilitas militer di Saraburi, sebelah provinsi Lopburi atau Bangkok.

Wakil juru bicara Angkatan Darat, Winthai Suvaree mengatakan pada konferensi pers pada Sabtu bahwa siapa pun yang ditahan tidak akan ditahan selama lebih dari tujuh hari. Tapi, dia tidak menyebutkan Yingluck salah satu orang yang ditahan.

Kerusuhan politik di Thailand merupakan bab terbaru dalam hampir satu dekade panjang yang menimbulkan bentrokan antara pro dan anti Thaksin yang berbasis di Bangkok.

Thaksin digulingkan dalam kudeta tahun 2006 dan meninggalkan negara itu setelah menjadi tersangka, namun ia tetap politisi paling berpengaruh di Thailand dan merupakan aktor belakang panggund dari pemerintahan adiknya, Yingluck.

Meskipun kecaman internasional tentang kudeta militer dan meminta untuk pemulihan pemerintahan yang demokratis, Kepala Angkatan Darat Jenderal Prayuth Chan-ocha belum berjanji mengembalikan pemerintahan ke sipil. Dia bersikeras harus ada reformasi.

“Kita harus memiliki reformasi ekonomi, sosial dan politik sebelum pemilihan,” katanya kepada ratusan pegawai negeri sipil pada hari Jumat pada komentar pertamanya sebelum menetapkan kudeta.

“Jika situasi damai, kami siap untuk mengembalikan kekuasaan kepada rakyat,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya