SOLOPOS.COM - Khanif Irsyad Fahmi (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Sektor pertanian masih memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Pertanian penting untuk menjaga ketahanan pangan, penyerapan tenaga kerja, penyediaan bahan baku industri, peningkatan devisa negara, hingga peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dukungan sektor pertanian pada perekonomian sangat penting. Menurut Kementerian Pertanian (2020), akumulasi pendapatan domestik bruto pertanian meningkat sebesar 47%, yaitu Rp1.375 triliun. Indonesia dikaruniai kekayaan alam yang melimpah. Beragam komoditas dapat ditanam di negeri agraris ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2019), jumlah petani di Indonesia mencapai 33,4 juta orang atau 29,59% dari jumlah tenaga kerja nasional. Dari tahun ke tahun jumlah petani terus menurun. Kementerian Pertanian pada Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019 mengungkapkan penurunan jumlah tenaga kerja sektor pertanian terjadi pada semua kelompok umur.

Penurunan terbesar justru pada kelompok umur pemuda, yaitu usia 15 tahun hingga 29 tahun dengan penurunan 3,41% per tahun. Apabila dilihat dari usia petani, saat ini mayoritas petani adalah kelompok umur 45 tahun ke atas atau pada kelompok warga senior menjelang umur nonproduktif. Menurunnya minat generasi muda bekerja di sektor pertanian akan berpengaruh terhadap regenerasi petani.

Menurut Muksin dan Bustang dalam Urgensi Regenerasi SDM Pertanian dalam Upaya Mencapai Kedaulatan Pangan (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2014), regenerasi petani merupakan pergantian sumber daya manusia dalam pertanian yang bermakna melanjutkan kontinuitas proses produksi pertanian dan menjaga kesinambungan ketersediaan pangan serta keberlanjutan pertanian dalam jangka panjang.

Minimnya regenerasi petani dapat dipengaruhi banyak faktor. Berdasarkan teori kebutuhan yang dikemukakan Maslow, yaitu kebutuhan fisiologi, rasa aman, rasa sayang, penghargaan, dan aktualisasi diri, itulah alasan yang melatarbelakangi sebagian besar pemuda tidak mau menjadi petani

Makin besar perbedaan penghasilan atau pendapatan antar-individu, akan makin besar perbedaan persepsi mengenai realitas dalam kehidupan. Sebagian besar petani masih masuk ke dalam kategori miskin karena pendapatan yang sangat rendah dan tidak menentu.

Kaum muda lebih memilih pekerjaan dengan pendapatan yang pasti, salah satunya di industri. Menjadi petani belum menjadi pilihan yang menarik jika ditinjau dari sisi besar pendapatannya. Padahal, pendapatan inilah yang menjadi pertimbangan utama bagi pemuda dalam memilih sebuah pekerjaan.

Sebagian besar pemuda menganggap bekerja di sektor pertanian lebih melelahkan karena harus bekerja di luar ruangan dengan berbagai kondisi cuaca. Selain itu, menjadi petani juga harus mempunyai tenaga yang besar karena mencangkul dan bersusah payah di sawah.

Terdapat beberapa risiko dalam pekerjaan pertanian. Pertama, risiko produksi terkait kondisi cuaca, serangan hama dan penyakit, serta kegagalan panen. Kedua, risiko pemasaran terkait bagaimana peluang hasil panen bisa didistribusikan dan dipasarkan. Ketiga, risiko modal berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan dalam membayar tenaga kerja, biaya produksi, dan menghindari kebangkrutan.

Mengubah Paradigma

Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan keberadaan pekerjaan dan dapat memengaruhi diri dalam menjalankan pekerjaan. Para peemuda cenderung lebih memilih pekerjaan yang nyaman, tidak kotor, atau berada di kantor.

Apabila menjadi petani, pemuda harus berpanas-panasan, berani untuk kotor, dan tempat pekerjaan di sawah. Tentu hal ini menjadi paradoks antara keinginan pemuda dalam mendapatkan lingkungan kerja dengan kondisi di pertanian saat ini.

Prestise merupakan rasa hormat atau terpandang yang didapatkan dari pengakuan orang lain. Orang akan memberikan lebih banyak prestise terhadap pekerjaan tertentu. Sebaliknya, orang akan memberikan prestise lebih rendah pada pekerjaan yang memberikan gaji lebih kecil,  melibatkan lebih banyak fisik, dan memiliki risiko tinggi.

Semakin tinggi pendidikan tenaga kerja muda di perdesaan, mereka akan semakin selektif lagi dalam memanfaatkan kesempatan kerja. Menurut Susan Basnet dalam Predictors of Duration and Treatment Failure of Severe Pneumonia in Hospitalized Young Nepalese Children (2015) petani masih dianggap sebagai pekerjaan rendahan, melelahkan secara fisik, kurang bergaya, kurang membanggakan, dan kurang bermartabat.

Para petani tidak ingin anak mereka meneruskan pekerjaan menjadi petani. Karier merupakan serangkaian kegiatan yang dicapai individu dalam kurun waktu tertentu. Pengembangan karier adalah suatu keadaan yang menunjukkan peningkatan jenjang atau status seseorang dalam pekerjaannya.

Pemuda masih tergolong ke dalam jenjang karier yang panjang. Menjadi petani itu memiliki risiko yang tinggi maka para pemuda tidak mau bertaruh akan hal itu. Akhirnya mereka lebih memilih pekerjaan yang memiliki peluang untuk mendapatkan karier yang tinggi.

Selama manusia belum bisa memakan pasir, batu, besi, plastik, maka sampai saat itu pertanian tetap akan dibutuhkan. Indonesia negara agraris dengan sumber daya alam yang melimpah, hampir semua tanaman bisa ditanam di sini. Kurang apalagi?

Para pemudalah yang akan menjadi petani pada masa depan. Ini realitas yang tidak bisa dimungkiri. Hal mendasar yang harus dilakukan sekarang adalah menjadikan pertanian sebagai lahan pekerjaan yang menantang kaum muda. Menjadikan pertanian sebagai sektor yang menuntut kreativitas dan inovasi. Bukan lagi sektor yang terbelakang dan apa adanya.

Kemunculan petani milenial atau kaum muda yang secara sadar memilih bekerja di sektor pertanian dengan bekal pengetahuan pertanian modern adalah bagian penting yang harus diapresiasi dan didukung dengan kebijakan. Harapannya, makin banyak kaum muda yang tertarik menekuni dan mengubah sektor pertanian menjadi pekerjaan yang menantang, inovatif, dan penuh kreativitas.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 13 September 2022. Penulis adalah mahasiswa Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya