SOLOPOS.COM - Suasana perakitan sepeda motor di pabrik Yamaha Indonesia. (Istimewa/PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing)

Solopos.com, SOLO-Setelah krisis microchip berakhir, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) semakin optimistis menatap peluang bisnis memasuki September 2023. Simak ulasannya di info otomotif kali ini.

Hal itu lantaran suplai chip semikonduktor untuk industri otomotif yang mulai stabil setelah sempat mengalami kendala karena dihantam pandemi Covid-19 pada awal 2020. Pasalnya di masa pandemi Covid-19, komponen ini jadi langka karena banyak dibutuhkan oleh industri komputer dan smartphone.

Promosi Sejarah KA: Dibangun Belanda, Dibongkar Jepang, Nyaman di Era Ignasius Jonan

Hal itu seperti diungkapkan President Director & CEO PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM)  Dyonisius Beti.  “Problem dari microchip terjadi bertubi-tubi di industri otomotif, di mobil, motor dan sebagainya, baik di Eropa dan sebagainya, pada masa pandemi, berita baiknya, bulan September ini mulai bisa recovery,” ujar dia saat menerima awak media, Kamis (31/8/2023).

Dyonisius mengatakan penjualan PT YIMM bulan April 2023 sudah mulai terjadi recovery atau perbaikan dua kali lipat. Tren kenaikan akan terus terjadi pada buan September 2023, sehingga mulai bisa memenuhi permintaan pasar.

Dyon panggilan akrabnya menjelaskan dampak krisis microchip, kebutuhan otomotif, termasuk Yamaha Indonesia, tak terpenuhi.  “Gambarannya [penjualan] kami sempat paling rendah menjelang Lebaran. Kalau dibandingkan menjelang Lebaran angka untuk April itu sudah recovery dari yang paling bawah hampir dua kali lipat kuantitinya untuk Maxi,” terang dia.

Sedangkan dibandingkan dengan rata-rata penjualan di kuartal kedua sudah mengalami peningkatan lebih dari 50 persen. Tak sampai di situ saja, untuk kuartal ke empat bisa naik lagi dari September dan bisa memenuhi permintaan.

Lebih jauh dijelaskan sebagai produsen sepeda motor kenamaan Tanah Air, tingkat produktivitas YIMM terbilang cukup tinggi. Dalam waktu satu jam mereka mampu memproduksi 120 unit sepeda motor untuk mesin 125 cc.

“Di pabrik itu by kategori ya. Untuk motor kategori 125 cc di pabrik kami di Karawang, kecepatan produksinya 45 dm. Jadi kalau satu jam itu kira-kira 120 unit. Kalau untuk Nmax kira-kira 90 unit per jam,” terang Production Director PT YIMM, Teddy C. Yacob.

Selain menjelaskan krisis microchip yang telah berakhir, dia juag menjelaskan kecepatan produksi motor Yamaha Indonesia terbilang sangat baik. Sebab manajemen YIMM selalu mengukur tingkat produktivitas, termasuk berapa unit yang diproduksi per orang. Hasil pengukuran itu menjadi tolok ukur untuk terus meningkatkan produktivitas.

“Yang jelas kecepatan kami sangat produktif ya. Kita per unit per jam per orang itu, produktivitasnya kita ukur dengan baik,” imbuh dia. Sedangkan President

Dyon mengaku memantau survei pembelian motor di media sosial.  Informasi terbaru hasil survei yang dipublikasikan di media sosial menurut dia pembeli motor Yamaha di angka 56 persen. “Hasil survei di media sosial yang saya lihat ini, sekarang yang membeli motor Yamaha di angka 56 persen,” ungkap dia.

Data itu menurut Dyon menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat atau konsumen terhadap produk YIMM. Aspek yang dinilai sangat mempengaruhi konsumen adalah kualitas. “Kami konsisten menjaga kualitas Yamaha, sudah puluhan tahun,” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya