SOLOPOS.COM - Helikopter Apache melintas di atas Lapangan Tahrir untuk mengekspose demonstrasi pro tentara, Jumat (26/7/2013). (JIBI/Solopos/Reuters/Mohamed Abd El Ghany)

Helikopter Apache melintas di atas Lapangan Tahrir untuk mengekspose demonstrasi pro tentara, Jumat (26/7/2013).  (JIBI/Solopos/Reuters/Mohamed Abd El Ghany)

Helikopter Apache melintas di atas Lapangan Tahrir untuk mengekspose demonstrasi pro tentara, Jumat (26/7/2013). (JIBI/Solopos/Reuters/Mohamed Abd El Ghany)

Solopos.com, KAIRO — Tak ada lagi kebebasan pers di Mesir setelah militer melakukan kudeta terhadap Presiden Mohamed Morsi, 3 Juli lalu. Saat dua kubu, penentang dan pendukung Morsi sama-sama menggelar demonstrasi besar-besaran, Jumat (26/7/2013), seluruh jaringan televisi nasional yang semuanya dikuasai pemerintah hanya menyiarkan demo besar pro tentara.

Promosi Bertabur Bintang, KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 Diserbu Pengunjung

Foto-foto yang dilasir media internasional memberitakan lebih berimbang kala ratusan ribu orang sama-sama bersaing unjuk kekuatan di Kota Kairo. Di Lapangan Tahrir, ratusan ribu orang penentang Morsi menjawab seruan Menteri Pertahanan yang juga Panglima Angkatan Bersenjata Mesir Jenderal Abdel Fatah Al Sisi untuk memberikan dukungan kepada tentara. Ratusan ribu warga lainnya yang didominasi jemaah Ikhwanul Muslimin tetap meneriakkan tuntutan agar Presiden Morsi yang terpilih dalam pemilu demokratis pertama di Mesir segera dipulihkan kekuasaannya.

Ekspedisi Mudik 2024

Nyatanya, televisi Mesir tak sedikit pun memberitakan tentang aksi massa pendukung Morsi yang terkonsentrasi di lapangan depan Masjid Rabiah Adawiyah dan tersebar pula di 30-an bundaran lain kota itu. “Ini sangat tidak adil. Saya sebagai warga Mesir melihat situasi di Mesir melalui televisi asing,” kata Nadia Al Shadly, pegiat hak asasi manusia, Jumat.

Nadia mengecam keras media massa terutama televisi Mesir yang dalam laporannya hanya menyoroti demo pro penguasa dan sangat bias terhadap pendukung Ikhwanul Muslimin yang kini beroposisi. Pegiat HAM itu juga mengutuk sikap penguasa transisi atas penutupan seluruh media cetak dan larangan tayang terhadap sedikitnya enam jaringan televisi yang dianggap pro Morsi.

Kecemasan serupa diutarakan pengamat masalah pers, Hashem Abdel Hamid. Menurut dia, kediktatoran sistematis telah terjadi di Mesir pascakudeta pelengseran Presiden Morsi dengan pemberangusan media massa dan penangkapan sejumlah wartawan tanpa tuduhan yang jelas. “Ada kalangan wartawan ditangkap hanya karena menggunakan kata kudeta militer dalam laporannya,” kata Abdel Hamid.

Kantor berita Mesir, MENA, melaporkan, seluruh jaringan televisi pada Jumat menunda tayangan reguler Ramadhan untuk khusus menyiarkan secara langsung demo besar pro tentara di Bundaran Tahrir, pusat Kota Kairo, Istana Al Ettihadiyah di Kairo timur dan berbagai kota provinsi.

Sementara itu, Kementerian Penerangan pada Jumat malam melansir siaran pers bahwa jaringan televisi Nilesat menyiarkan secara langsung suasana demo tanpa logo Nilesat, dan memungkinkan media asing melansirnya secara gratis. Helikopter militer bahkan memfasilitasi TV Saluran-1 untuk mengambil gambar dari udara mengenai suasana demo pro tentara, tapi mengabaikan demo pendukung Moursi pada hari yang sama.

Helikopter militer itu sesekali berputar-putar di Bundaran Rabiah dan sempat melemparkan lembaran kertas bergambar bendera nasional. “Kami tidak butuh bendera, kami hanya menuntut kembalinya Presiden Morsi,” teriak pendemo menanggapi penyebaran lembaran bendera dari heli tersebut.

Suasana demo pro tentara di Bundaran Tahrir dan Istana Al Ettihadiyah cukup padat manusia, begitu pula suasana pro Moursi di Bundaran Rabiah Adawiyah dan Bundaran Al Nahdhah. Bentrokan sengit dilaporkan terjadi di Iskandariyah, kota terbesar kedua setelah Kairo, menewaskan satu orang. Bentrokan sporadis juga terjadi di Kairo dan beberapa kota provinsi lainnya sehingga menciderai sejumlah orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya