SOLOPOS.COM - Massa demonstran dari kubu penentang dan pendukung Presiden Mesir, Mohamed Mursi, terlibat bentrokan di luar istana kepresidenan di Kairo, Rabu (5/12/2012) sore waktu setempat. (news.yahoo.com)

Massa demonstran dari kubu penentang dan pendukung Presiden Mesir, Mohamed Mursi, terlibat bentrokan di luar istana kepresidenan di Kairo, Rabu (5/12/2012) sore waktu setempat. (news.yahoo.com)

KAIRO – Krisis politik dan konstitusi di Mesir memburuk. Serangkaian aksi protes menentang keputusan Presiden Mohamed Mursi akhirnya berakhir bentrok antara dua kubu pendukung dan penentang Mursi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam bentrokan Rabu (5/12/2012) malam waktu setempat, setidaknya lima orang dilaporkan tewas. Bentrokan antara dua kubu berbeda yang terjadi di luar istana kepresidenan di Distrik Heliopolis tersebut merupakan aksi kekerasan terburuk sejak krisis Mesir jilid baru meletus pada 22 November 2012.

Para penentang Mursi menyebutnya haus kekuasaan setelah memutuskan dekrit mengenai kekuasaan presiden tanpa batas. Bentrokan antarkubu ini sekaligus merupakan yang pertama sejak pemberontakan tahun lalu yang menggulingkan penguasa otoriter Hosni Mubarak.

Dalam laporan pada Kamis (6/12/2012) dini hari waktu setempat, televisi negara mengutip keterangan Kementerian Kesehatan menyebut lima orang tewas dan 446 orang luka-luka setelah dua kelompok massa saling lempar bom molotov, batu dan tongkat di luar kompleks istana. Bentrokan pecah pada Rabu sore waktu setempat ketika ribuan pendukung Mursi turun ke jalan mendekati istana presiden, tempat sekitar 300 orang dari kubu penentang Mursi melakukan aksi pendudukan.

Pendukung Mursi yang berasal dari kelompok Islamis Ikhwanul Muslimin, memaksa demonstran menjauh dari lokasi berkemah mereka di luar gerbang utama istana. Tenda-tenda mereka juga dirobohkan.

Setelah waktu singkat, ratusan orang dari kelompok anti-Mursi tiba di lokasi dan melakukan pembalasan dengan melemparkan bom molotov yang dibalas dengan lemparan batu. Kerumunan orang membesar dan bentrokan berlanjut hingga malam tiba, menyebar dari kawasan sekitar istana hingga ke jalan-jalan di kawasan permukiman dekatnya.

Ratusan polisi antihuru-hara yang diterjunkan untuk menengahi kerusuhan, tak mampu menghentikan pertempuran. Polisi kemudian menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa anti-Mursi.

Pada saat menjelang fajar, kekerasan mereda dan situasi berangsur tenang. Meskipun korban jiwa telah jatuh, kubu oposisi bersumpah kembali menggelar protes pada (13/12/2012) dan menolak dialog apa pun kecuali dekrit presiden itu dibatalkan.

Selain di Kairo, kekerasan menyebar ke bagian lain negara itu pada Rabu. Demonstran anti-Morsi menyerbu dan membakar kantor Ikhwanul Muslim di Suez dan Ismailia, timur Kairo. Sedangkan di kota industri Mahallah dan provinsi Menoufiyah di Delta Nil, utara Ibu Kota, aksi demonstrasi pecah menjadi bentrokan.

Tekanan terhadap Mursi meningkat dengan empat penasihatnya mengundurkan diri pada Rabu. Mereka bergabung dengan dua anggota lain dari 17 anggota panel penasihat yang telah meninggalkan Mursi sejak krisis dimulai.

Oposisi menuntut Mursi membatalkan dekrit yang memberinya kekuasaan hampir tak terbatas serta mengesampingkan rancangan konstitusi yang kontroversial. Mohamed ElBaradei, seorang tokoh oposisi terkemuka, Rabu malam mengatakan kepemimpinan Mursi “tidak berbeda” dengan Mubarak.

“Bahkan, mungkin lebih buruk lagi,” kata pemenang Nobel Perdamaian itu dalam konferensi pers, setelah menuduh para pendukung Mursi telah melakukan serangan “keji dan sengaja” terhadap demonstran damai di luar istana.

“Batalkan deklarasi konstitusi, tunda referendum, hentikan pertumpahan darah dan masukkan dialog langsung dengan pasukan nasional,” tulis ElBaradei di akun Twitter-nya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya