SOLOPOS.COM - Militan ISIS (Istimewa/qdnd.vn)

Solopos.com, WASHINGTON — Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan-serangan udara di Irak dengan sasaran para militan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS). Gempuran udara serta operasi lain di Irak itu menelan biaya yang fantastis, sekitar US$7,5 juta (sekitar Rp87 miliar) per hari.

Sejak kelompok radikal ISIS menguasai wilayah Irak utara dan Irak barat, Juni 2014 lalu, Presiden AS Barack Obama telah mengerahkan sekitar 865 personel militer AS ke Irak untuk meningkatkan pengamanan para diplomat AS. Mereka juga ditugaskan untuk memberikan nasihat kepada pasukan Irak dalam memerangi ekstremis ISIS.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pesawat-pesawat berawak dan tak berawak AS dikerahkan ke Irak untuk mengintai para militan ISIS. Terhitung sejak 8 Agustus 2014, pesawat-pesawat perang AS telah melakukan lebih dari 100 serangan udara terhadap para militan ISIS. Kebanyakan serangan itu dilakukan di sekitar bendungan Kota Mosul di Irak utara.

“Dana yang dibutuhkan untuk misi militer AS di Irak sejak pertengahan Juni 2014 lalu itu rata-rata sekitar US$ 7,5 juta per hari,” tutur Juru bicara Pentagon, Laksamana Muda John Kirby, mengatakan, kepada wartawan di Washington, Sabtu (30/8/2014).
Namun Kirby menambahkan, biaya tersebut berbeda-beda dari hari ke hari. “Ini karena aktivitas kami juga meningkat, jadi begitu pula halnya dengan biaya,” kata Kirby.

Ekspedisi Mudik 2024

Saat ini, ada lebih dari 800 tentara AS yang ditempatkan di Irak. Dari jumlah itu, hampir 300 orang di antaranya bekerja sebagai penasihat pasukan pemerintah.

Blokade
Pasukan Irak yang didukung milisi Syiah, Minggu (31/8/2014) berhasil memutus blokade selama dua bulan yang dilakukan ISIS ke Kota Amerli. Menurut sejumlah pejabat, pasukan Irak kini berhasil memasuki kota di Irak utara.

Wali Kota Amerli dan para pejabat militer mengatakan pasukan yang didukung milisi telah mengalahkan para laskar ISIS di sebelah timur kota itu. Pertempuran masih berkecamuk di utara kota itu. “Pasukan keamanan dan milisi kini berada di dalam kota Amerli setelah menembus pengepungan dan jelas akan membebaskan penderitaan warga kota,” kata Adel al-Bayati, Wali Kota Amerli.

Masuknya pasukan Irak ini terjadi setelah militer AS melancarkan serangan udara sepanjang malam terhadap posisi militan ISIS dekat kota itu dan menurunkan bantuan kemanusiaan ke para warga yang terperangkap di kota tersebut.
Bala bantuan kemanusiaan lainnya telah dijatuhkan di kota ini oleh pesawat-pesawat Inggris, Prancis, dan Australia.

“Saya kini bisa menyaksikan tank-tank tentara Irak berpatroli di jalan-jalan kota Amerli. Saya sangat senang kami bisa mengalahkan para teroris ISIS yang telah mengancam untuk membantai kami,” kata Amir Ismael, warga Amerli, melalui telepon.

Para warga bersenjata telah berhasil menangkis serangan para militan ISIS yang mengepung kota itu dan telah menyebut penduduk mayoritas kota itu yang keturunan Turki dan berkeyakinan Syiah sebagai kaum murtad. Lebih dari 15.000 orang terperangkap di dalam kota Amerli.

ISIS telah merampas bagian besar Irak utara sejak Juni.Menurut laporan Reuters, belum lama ini, kelompok radikal itu dikalahkan pasukan Kurdi, berkat bantuan serangan udara Amerika Serikat. (JIBI/Solopos/Antara/Detik)