SOLOPOS.COM - Nouri Al Maliki (indiawrites.com)

Solopos.com, BAGHDAD – Perdana Menteri (PM) Irak, Nouri al-Maliki, mengundurkan diri dari pencalonan sebagai PM untuk kali ketiga, Kamis (14/8/2014), di tengah kuatnya tekanan baik dari dalam maupun luar negeri yang memintanya untuk menanggalkan jabatan.

Nouri pun berjanji mendukung penggantinya, tokoh moderat Syiah, Haider al-Abadi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tampil di televisi negara diapit oleh Abadi dan politisi Syiah lainnya, Maliki berbicara ancaman seram pejuang Negara Islam Sunni sebelum menyerah pada perjuangannya.

“Saya mengumumkan di hadapan Anda hari ini, untuk memudahkan proses pergerakan politik dan pembentukan pemerintah baru, penarikan pencalonan saya mendukung saudara Dr. Haider al-Abadi,” kata Maliki seperti dilansir Antara, Jumat (15/8/2014).

Sementara ini, dukungan internasional sementara ini dituangkan kepada Abadi, termasuk dari Washington dan Teheran, dua perantara asing utama pembagi kekuasaan di Irak.

Sementara itu Imam Besar Syiah Irak Ayatollah Ali al-Sistani menyeru agar Al-Maliki diganti dengan tokoh yang lebih mampu untuk menjadi pemersatu.

“Saya melihat perlunya untuk mempercepat pemilihan perdana menteri baru,” tulis Sistani dalam surat tulisan tangan yang ditujukan kepada para pemimpin Partai Dawa dari Maliki, yang diumumkan oleh kantornya lebih dari sebulan setelah ditulis.

Perdana menteri baru, menurut diam haruslah seseorang yang dapat diterima oleh semua kalangan dan dapat bekerja sama dengan para pemimpin politik beragam pihak (baik secara agama maupun etnis di Irak) untuk menyelamatkan negara dari bahaya terorisme, perang sektarian dan perpecahan.

Seruan Sistani itu, yang memiliki jutaan pendukung, akan memberikan dampak besar di kalangan warga mayoritas Arab Syiah.

Dilansir Detik, pemberontakan yang dipimpin Daulah Islamiyah atau Islamic State (IS) di bagian utara Irak memicu masalah keamanan dan kemanusiaan.

Sebelumnya PBB menyatakan keadaan darurat pada tingkat tertinggi di Irak karena munculnya krisis kemanusiaan akibat gerak maju milisi Daulah Islamiyah di utara.

Pejabat Kurdi mengatakan keadaan di Kota Dohuk sangat kritis karena adanya 150.000 pengungsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya