SOLOPOS.COM - IRIT -- Dua suporter berpose setelah mengambil uang di sebuah ATM di Kpota Gdansk, Polandia. Krisis ekonomi yang membelit sejumlah negara peserta Euro 2012 membuat banyak suporter harus mengatur strategi agar bisa menikmati atmosfer turnamen meski dengan biaya cekak. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

CEGAT IDOLA -- Salah satu pemain inti Spanyol, Fernando Torres, diajak berfoto bersama oleh para penggemarnya di luar hotel tempat tim Spanyol tinggal di Donetsk, Ukraina. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

GDANSK – Bagi warga penggila bola di sejumlah negara Eropa saat ini, Euro 2012 berlangsung di saat yang menimbulkan dilema. Turnamen ini jelas harus disaksikan langsung di lokasinya, tak cukup lewat TV saja. Di sisi lain, krisis ekonomi tengah mencekik di mana-mana, yang membuat penghasilan berkurang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Inilah yang dirasakan oleh para suporter dari sejumlah negara yang tengah dilanda krisis ekonomi dan moneter berat seperti Italia, Irlandia, Spanyol, Portugal dan Yunani. Tapi buat mereka, meski harus pergi dengan biaya mepet dan gaya hidup irit, setidaknya itu bisa jadi penghibur dan pengalih perhatian dari situasi di negeri mereka.

“Kami tak bisa lagi percaya pada politisi, kami tak bisa lagi percaya pada bank. Yang bisa kami percayai hanyalah tim kami,” ujar Julio, 35, seorang fans Spanyol yang dijumpai di Kota Gdansk, Polandia. “Di Polandia sangat murah, sungguh membantu. Saya pergi ke sini karena cinta negeri saya. Spanyol adalah juara dunia dan juara Eropa. Jelas saya harus datang,” tegas pegawai negeri sebuah pemerintah lokal itu.

Inilah kali pertama Julio pergi menonton Piala Eropa dan dia tinggal di Polandia selama lima hari, datang dengan menggunakan penerbangan berbiaya murah atau budget airlines.Seperti banyak suporter lain, dia sangat lega biaya hidup di Polandia dan Ukraina lebih murah ketimbang negara Eropa lain.

Kondisi berbeda ketika Euro 2008 silam, yang digelar di Swiss dan Austria. Kedua negeri itu terkenal sebagai negara mahal. Piala Dunia 2010 juga membuat banyak “fans ngirit” tak bisa datang karena digelar jauh di Afrika Selatan. Harga segelas bir di fan zone Polandia misalnya, hanya separuh dari harga porsi yang sama di fan zone Austria saat Euro 2008.

IRIT -- Dua suporter berpose setelah mengambil uang di sebuah ATM di Kpota Gdansk, Polandia. Krisis ekonomi yang membelit sejumlah negara peserta Euro 2012 membuat banyak suporter harus mengatur strategi agar bisa menikmati atmosfer turnamen meski dengan biaya cekak. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

“Kondisi perekonomian di Spanyol menyedihkan … Orang-orang biasa merasakan betapa situasi makin berat meski mereka punya pekerjaan karena biaya hidup makin melonjak,” ujar Enrique Aguayo, 40, seorang manajer sebuah perusahaan swasta di Cordoba, Spanyol selatan. “Datang menonton ke sini jelas pengorbanan besar. Saya harus banyak menabung agar bisa ke sini, tapi tidak apa karena penting buat saya menunjukkan dukungan bagi tim nasional kami,” tandasnya.

Salah satu tantangan bagi para fans berkantung cekak adalah tempat penginapan. Di kota-kota lokasi penyelenggaraan pertandingan harga kamar hotel melonjak mendekati 100 persen, yang membuat banyak fans memilih mencari penginapan di kota lain, yang meski lebih jauh tapi biayanya lebih murah. Ada lagi cara lain yaitu couch surfing atau terjemahan kasarnya seluncur sofa.

Ini adalah jaringan informal di mana warga lokal menawarkan tempat menginap gratis di rumah atau apartemen mereka. Mereka tak cari uang karena yang diharapkan adalah pertemanan dengan warga lain negara yang memberikan pengalaman baru. Cara promosinya cukup lewat getok tular di jejaring sosial. Hal inilah yang antara lain membuat Joao, 24, warga Lisbon, Portugal, nekad berangkat ke Polandia bersama sejumlah teman. “Betul-betul spontan. Kami memang ingin nonton bola, tapi kami tak punya tiket atau tempat menginap. Saat ini kami tengah mencari couch-surfing menunggu orang yang bakal menwarkan tempat,” tuturnya.

Temannya, Pedro, datang ke Ukraina dengan kereta api dan mencari akomodasi gratisan serupa. “Kebetulan tuan rumah kami sangat baik dan mengajak kami jalan-jalan di kota. Kami bukan cuma nonton bola tapi juga berkeliling,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya