BRUSSELS – Pejabat Uni Eropa (UE), gagal mencapai kesepakatan untuk memberi Yunani lebih banyak bantuan, Rabu (21/11/2012). Situasi ini memperpanjang ketidakpastian atas masa depan negara yang tengah terjerat utang itu dan juga 17 negara anggota zona euro.
Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah
Jean-Claude Juncker, ketua pertemuan para menteri keuangan dari 17 negara pengguna euro, mengatakan pembicaraan yang berlangsung hampir 12 jam tersebut akan dimulai kembali pada Senin (26/11/2012). Pertemuan kali ini merupakan pertemuan kedua berturut-turut dengan para menteri gagal mencapai kata sepakat terkait masalah utang Yunani.
Meskipun demikian, dirinya optimististis pada akhirnya kesepakatan bisa dicapai. “Kami sudah sangat dekat dengan hasilnya. Kami tak melihat ada batu sandungan utama,” katanya seperti dilansir yahoonews.
Menurutnya, ada masalah teknis dan perhitungan yang akan dibuat dalam beberapa hari mendatang.
Tapi Direktur Dana Moneter Internasional (IMF), Christine Lagarde, terkesan lebih hati-hati memberikan pernyataannya. Bersama UE, IMF merupakan pihak yang turut mengucurkan dana pinjaman kepada Yunani.
“Kami telah mempersempit posisi,” ujarnya singkat.
Telah ada perbedaan pendapat di antara para menteri zona euro dan IMF tentang cara pengelolaan utang oleh Athena.
Para menteri zona euro mendukung Yunani dengan memberi tambahan waktu dua tahun, pada 2022, untuk menjadikan utang mereka 120 persen dari produk domestik bruto dari perkiraan 176 persen pada tahun ini. Sementara IMF menolak usulan perpanjangan tersebut.
Kesepakatan atas masalah ini diperlukan sebagai syarat pencairan pinjaman penyelamatan baru senilai 44,6 miliar euro atau sekitar US$57 miliar. Yunani membutuhkan uang tersebut untuk menghindari kebangkrutan.
Sejak 2010 Yunani telah mengandalkan pinjaman internasional, dengan syarat penggunaannya diawasi oleh badan yang disebut troika, yang terdiri dari IMF, Bank Sentral Eropa dan Komisi Eropa.