SOLOPOS.COM - Pameran kerajinan (ilustrasi)

Solopos.com, SOLO – Krisis ekonomi di Amerika Serikat (AS) berdampak luas. Penutupan pemerintahan Amerika Serikat (AS) mulai Rabu (2/10/2013) akibat tidak adanya kesepakatan atas anggaran pemerintah belum berpengaruh signifikan terhadap pasar modal. Hanya saja jika penutupan pemerintahan ini berlarut-larut maka akan berdampak negatif bagi perekonomian negara yang banyak mengandalkan ekspor ke AS. Salah satunya Solo yang punya sejumlah portofolio ekspor ke negara Paman Sam.

Pengamat pasar modal Solo yang juga Branch Manager UOB KayHian Securities Solo, Edwin Jayandaroe, mengatakan deadlock soal anggaran sebenarnya bukan kejadian pertama. Tapi di tahun ini ada ancaman yang cukup mengerikan jika tidak ada solusi, yaitu 800.000 pegawai AS akan dirumahkan. “Ini akan berpengaruh terhadap ekonomi negara yang banyak melakukan ekspor ke AS,” kata Edwin, saat ditemui Solopos.com, di ruang kerjanya, Rabu (2/10/2013).

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

Tapi untuk Indonesia secara umum, Edwin menuturkan punya kemampuan untuk ekspor ke negara lain selain AS.
Dia mengatakan, di sektor pasar modal sepanjang Rabu kemarin masih cukup ‘hijau’. Artinya tidak ada koreksi terlalu dalam akibat sentimen negatif dari AS. Dia mencatat, di sesi I perdagangan saham Rabu kemarin index masih bisa menguat 53,565 poin atau 1,232% ke posisi 4.399.

“Investor juga kami lihat tidak ada kepanikan yang signfikan. Investor cenderung sudah bisa mengantisipasi, apalagi di dalam negeri sendiri beberapa emiten di sektor perbankan dan konsumer baru saja menyampaikan kinerjanya yang cukup baik.”

Dan menurut Edwin, sentimen regional khususnya kemajuan industri China membuat investor optimistis bahwa index regional masih bisa kuat dari hantaman krisis di AS. “Hanya strateginya, investor perlu membuat strategi untuk trading jangka pendek dulu.”

Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Solo, Wahyu Hariyanto, menyebutkan kondisi terkini Amerika Serikat cukup menjadi perhatian pelaku ekonomi dam industri berbasis ekspor di Soloraya. Menurut dia, ekspor batik Soloraya banyak masuk ke AS. “Tapi sampai hari ini kami belum dapat informasi dari anggota soal pembatalan atau stop order,” kata dia.

Terpisah, eksportir mebel asal Polokarto, Zakky Ryan Isnaini, juga menyebutkan kekhawatiran yang sama. “Memang ekspor ke AS tidak sebanyak ekspor ke Eropa. Tapi lumayan juga, kalau ekonomi AS terganggu juga akan mengancam industri dalam negeri berbasis ekspor.” Dari data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Solo, selain batik ekspor dari Soloraya ke AS juga dalam bentuk produk garmen dan produk tekstil serta plastik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya