SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengguna smartphone di China. (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA — Krisis bahkan kelangkaan chipset global yang melanda industri teknologi diperkirakan berdampak pada kian mahalnya sejumlah alat elektronik seperti laptop dan smartphone.

Xiaomi Indonesia baru-baru ini mengumumkan secara resmi telah menaikkan harga keempat produk smartphone populernya.

Promosi Sambungkan Senyuman, Telkomsel Beri Bantuan Paket Data & Obat-Obatan di Demak

“Di tengah perjuangan menangani Covid-19, saat ini industri juga menghadapi kelangkaan komponen secara global yang mengakibatkan kenaikan harga. Akibat hal tersebut, beberapa produk kami juga terkena dampaknya sehingga dengan berat hati kami harus melakukan penyesuaian harga Rp 100.000 kepada empat produk smartphone kami,” tulis Xiaomi dalam unggahannya tersebut, dikutip detikcom Selasa (12/10/2021).

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Jelang Akhir Tahun, Kapitalisasi BEI Tembus Rp8.000 Triliun

Keempat produk Xiaomi yang naik harga yakni Redmi 9A menjadi Rp 1.299.000, kemudian Redmi 9C menjadi Rp 1.499.000, Redmi Note 10 5G menjadi Rp 2.799.000 dan terakhir POCO M3 Pro 5G menjadi Rp 2.699.000.

Direktur riset di firma riset pasar Forrester Research Glenn O’Donnell, memperkirakan kenaikan harga smartphone tersebut akan terjadi hingga tahun 2022.

“Dalam gangguan jangka pendek, yang sebelumnya mungkin terjadi, tetapi masalah ini ada di sini selama dua tahun ke depan. Dengan demikian, harga untuk smartphone dan hampir semua hal lainnya sudah naik. Kami memperkirakan kenaikan ini akan melebihi 10% pada akhir tahun dan meningkat lebih tinggi lagi hingga 2022,” kata O’Donnell dikutip dari The Straits Times.

Saat ditinjau di salah satu pusat perbelanjaan alat-alat elektronik tepatnya Mal Ambassador memang beberapa produk Xiaomi sudah resmi naik harga. Sedangkan beberapa merk lainnya masih dijual dengan harga wajar.

Baca Juga: Tyra Hunian Ekslusif Terbaru Persembahan Alam Sutera

Krisis chip yang terjadi secara global ini pun diprediksi akan menaikkan harga smartphone bekas (second). Salah satu penjual smartphone second di ITC Kuningan, Arif mengatakan, kondisi itu akan berpengaruh karena harga barang baru menjadi patokan harga smartphone bekas.

Jika suatu waktu, smartphone baru kekurangan stok dan permintaan tinggi maka tidak menutup kemungkinan harga smartphone bekas akan naik.

“Pasti ngaruh. Ada kemungkinan harga naik biarpun jarang misalnya naik Rp 100 ribuan. Patokan harga second misalnya harga barunya berapa, terus secondnya itu di pasaran banyak atau nggak. Kaya di pasar kosong, barang dari end user itu kan bagus, bisa jadi harga nya tinggi dan kita pede juga karena barangnya bagus,” papar Arif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya