SOLOPOS.COM - Jepang danai artificial intelligence pencarian jodoh untuk meningkatkan angka kelahiran negara yang merosot (Daily Star)

Solopos.com, TOKYO — Jepang sedang berusaha untuk meningkatkan angka kelahiran yang menurun dengan mendanai penggunaan kecerdasaan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk membantu pria atau wanita lajang mencari pasangan.

5 Kasus Guru Silat Cabul, Ada yang Pakai Modus Transfer Tenaga Dalam

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dilansir Daily Star, Selasa (8/12/2020), Pemerintahan Perdana Menteri Yoshihide Suga berencana untuk mengalokasikan dana sebesar $19 juta atau Rp271,5 miliar pada tahun fiskal berikutnya untuk mendukung menjalankan program membantu penduduk Jepang menemukan pasangan hidup.

Ekspedisi Mudik 2024

Meskipun tidak bisa langsung menumbuhkan benih cinta, teknologi AI dapat melakukan pencarian lebih luas untuk mendapatkan calon jodoh.

Menurut Kantor Kabinet, sekitar setengah dari 47 prefektur di Jepang menawarkan layanan biro jodoh dan beberapa menawarkan sistem AI untuk membantu mencari pasangan.

Viral di Tiktok: Bocah Penjual Tisu Cantik Bak Blasteran Bule

"Kami secara khusus berencana untuk menawarkan subsidi kepada pemerintah daerah yang mengoperasikan atau memulai proyek perjodohan yang menggunakan AI. Kami berharap dukungan ini akan membantu membalikkan penurunan angka kelahiran bangsa," kata seorang pejabat yang dikutip dari Japan Times.

AI untuk Aplikasi Kencan

Sistem AI diklaim dapat melakukan analisis data yang lebih canggih yang biasanya ditemukan di aplikasi kencan, seperti minat dan hobi.

Jepang berusaha keras untuk meningkatkan angka kelahiran yang terus merosot. Menurut laporan rata-rata angka kelahiran di Jepang sekitar 1,36 pada tahun lalu. Artinya, seorang wanita di negara tersebut hanya memiliki satu anak dalam seumur hidup mereka.

Diawetkan Posisi Duduk, Jenazah Ditolak Masuk Ke Pemakamannya Sendiri

Angka ini jauh di bawah tingkat yang dibutuhkan untuk menopang populasi di negara tersebut. Terlebih populasi lansia di Jepang lebih tinggi dibanding dengan populasi usia produktif.

Situasi ini membuat khawatir pemerintah Jepang yang memikirkan cara menutupi biaya kesejahteraan untuk lansia yang telah pensiun jika tenaga kerja produktif terus menyusut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya