SOLOPOS.COM - Ilustrasi air PDAM (JIBI/Solopos/Dok.)

Krisis air Solo dialami warga di Baluwarti beberapa waktu terakhir.

Solopos.com, SOLO – Keraton Solo meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Solo bertanggung jawab atas menyusutnya air sumur dangkal di wilayah RW 002 Kelurahan Baluwarti, Pasar Kliwon, yang disebabkan proyek pembangunan Pasar Klewer.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Keraton memilih tidak ikut campur dalam penanganan masalah krisis air tersebut. Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo, K.P. Winarno Kusumo, telah mendengar informasi terkait kondisi air sumur warga Baluwarti yang mengering karena pengaruh pembangunan Pasar Klewer.

Dia menyebut, cukup banyak abdi dalem di Baluwarti yang turut merasakan krisis air. Namun, menurut Winarno, Keraton tidak bertanggung jawab atas masalah mereka sekarang. Melainkan Pemkot yang harus segera menyelesaikan persoalan krisis air.

“Abdi delam di sekitar Sasana Mulya mengalami krisis air. Pemerintah yang harus bertanggung jawab untuk mengembalikan kondisi air sumur warha seperti semula. Kalau sekarang air sumur tidak lagi keluar, pemerintah mesti cepat mengirim bantuan air bersih. Bukan kewenangan kami. Itu kan proyek pasar dari pemerintah,” kata Winarno saat berbincang dengan Espos, Kamis (22/9/2016).

Berdasarkan informasi yang dia terima, Winarno mengatakan krisis air hanya dirasakan warga yang bertempat tinggal di bagian utara kompleks Keraton atau di wilayah RW 002 Baluwarti. Menurut dia, kondisi air sumur di kompleks museum maupun keputren Keraton tidak mengalami perubahan berarti. Meski demikia, Winarno menyampaikan keresahan apabila krisis air sumur berlanjut dan meluas di wilayah Keraton.

“Saya sudah mengecek dan bertanya kepada petugas, air sumur di museum dan keputren aman. Krisis air sementara hanya di sebelah utara. Pemkot seharunya kan bisa mengatur. Dari awal mereka sudah menyiapkan antisipasi dari dampak pembangunan Pasar Klewer. Kalau memang diperkirakan terjadi krisis air, pemerintah semestinya memberi tahu warga sejak awal,” ujar Winarno.

Winarno menyebut Pemkot tidak pernah membicarakan soal pembangunan Pasar Klewer dengan lembaga Keraton. Dia merasa Pemkot tidak membangun komunikasi dengan baik dengan berbagai pihak secara menyeluruh. Winarno tidak mempersoalkan pembangunan Pasar Klewer asal tidak memberikan kerugian bagi warga. Disinggung soal peran Keraton, Winarno menyebut, bisa saja memberikan bantuan kepada warga.

“Jangankan surat. Kami dikabari saja tidak soal pembangunan Pasr Klewer. Mbangun si mbangun tapi jangan sampai merusak. Kalau berdampak seperti ini kan warga yang dirugikan. Pemerintah kan tahu kompleks Keraton merupakan kawasan cagar budaya yang menjadi perhatian. Padahal sebelumnya warga di Keratom baik-baik saja. Tapi sekarang ada masalah air,” jelas Winarno.

Sebelumnya, warga RW 002 Baluwarti meminta Pemkot mengirim bantuan air bersih selama proses pembangunan Pasar Klewer. Pantauan Solopos.com di sejumlah kampung di RW 002 Baluwarti, Kamis siang, tidak tampak pengiriman bantuan air bersih. Saat dimintai informasi, Ketua PKK RT 003/RW 002 Baluwarti, Nur Rohmi, membenarkan belum ada bantuan air bersih ke warga.

“Enggak ada bantuan. Saya juga sudah keliling. Tapi tidak melihat proses pengiriman bantuan air. Warga masih mengandalkan air seadanya yang ada di rumah. Sebagian ada yang ambil air di toilet umum,” terang Nur Rohmi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya