SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SRAGEN</strong> — Musim kemarau belum ada tanda-tanda akan berakhir hingga pertengahan September 2018. <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180507/491/914642/kekeringan-sawah-di-mondokan-sragen-gagal-panen" title="Kekeringan, Sawah di Mondokan Sragen Gagal Panen">Krisis air bersih</a> pun meluas tidak hanya di 28 desa di tujuh kecamatan sesuai hasil pemetaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen.&nbsp;</p><p>Data terakhir, Sabtu (15/9/2018), jumlah desa yang mengalami krisis air bersih bertambah menjadi 32 desa di tujuh kecamatan tersebut.</p><p>Sejumlah komunitas masyarakat tak henti-hentinya bersedekah air bersih ke puluhan desa itu. Para karyawan RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen yang diinisiasi salah satu pegawai RSUD, Yanti, menggalang dana dari bangsal ke bangsal untuk membantu warga terdampak krisis air.&nbsp;</p><p>Inisiatif yang muncul dari diskusi di grup media sosial yang diikuti 400 karyawan itu hanya direspons 10%. Saat Yanti meminta sumbangan seikhlasnya, ada yang mau kasih dan ada yang tidak.&nbsp;</p><p>"Akhirnya terkumpul dana untuk cukup membeli<a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180704/491/925921/kekeringan-sragen-dasar-sungai-pun-dilubangi-demi-air-bersih" title="Kekeringan Sragen: Dasar Sungai Pun Dilubangi Demi Air Bersih"> air bersih</a> enam tangki. Sedekah air bersih itu pun kami bagikan langsung kepada warga di wilayah utara Bengawan Solo. Dari cerita orang di sana ternyata mau mandi saja susah, kadang sehari mandi sehari tidak mandi. Alhamdulillah, kami mewakili RSUD bisa meringankan beban mereka,&rdquo; ujar Yanti, Sabtu.</p><p>Bantuan lainnya juga terus mengalir, seperti dari alumni Saverius, Satuan Sabhara Polres Sragen, dan seterusnya. Bantuan air bersih ada yang langsung lewat BPBD Sragen dan kadang langsung lewat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sragen dan swasta.&nbsp;</p><p>&ldquo;Kalau mengandalkan dari APBD tidak mencukupi. Jumlah desa yang krisis air bersih meluas dari 28 desa menjadi 32 desa," kata pejabat BPBD Sragen, Giyanto, kepada <em>Solopos.com</em>, Sabtu siang.</p><p>Tambahan empat desa yang menyusul krisis air yakni Desa Bagor dan Gilirejo Lama di Kecamatan Miri, Karanganom di Sukodono, dan Jati Tengah Sukodono.</p><p>Data yang tercatat dan terdistribusi lewat koordinasi BPBD sejak awal Juni hingga pertengah September ini sebanyak 381 tangki dengan kapasitas 4.000-8.000 liter per tangki atau total 2,21 juta liter.&nbsp;</p><p>Satuan tugas BPBD Sragen sigap merespons setiap keluhan masyarakat yang membutuhkan <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20170918/491/852583/kekeringan-sragen-473-keluarga-di-galeh-alami-krisis-air-bersih" title="KEKERINGAN SRAGEN : 473 Keluarga di Galeh Alami Krisis Air Bersih">air bersih</a> tanpa melihat waktu. Seperti anggota Satgas BPBD Sragen, Joko Ari Atmojo, yang lebih dikenal dengan sapaan Demang sering mengirim bantuan air bersih pada malam hari.</p><p>&ldquo;Pada malam 1 Sura kemarin [Senin malam, 10/9/2108], kami dihubungi warga Dawung, Jenar. Malam itu ditunggu sampai pukul 24.00 WIB. Pernah juga kirim ke Gemantar, Mondokan, dan Pagak, Sumberlawang. Kami biasanya kirim empat hari sekali,&rdquo; kata Demang saat berbincang di sela-sela pengiriman air bersih di Desa Poleng, Gesi, Sragen, Sabtu siang.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya