SOLOPOS.COM - Warga Socokangsi, Jatinom, Klaten, mengantre mengambil air bersih di desa setempat, Kamis (19/11/2015). Saat ini, warga Socokangsi tak perlu ngangsu air ke daerah lain setelah mereka memiliki sumur bor sendiri sejak akhir pekan lalu. (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Krisis air bersih dialami warga Prambanan

Harianjogja.com, SLEMAN – Memasuki musim hujan bukan berarti warga di kawasan perbukitan Prambanan bisa terbebas dari krisis air. Kawasan perbukitan ini masih membutuhkan air, bahkan beberapa dusun ada yang masih meminta dropping. Satu titik sumur bor saluran air tidak keluar air sama sekali.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua organisasi petani pemakai air (OPPA) Prambanan Mujimin mengatakan, pada musim hujan tidak kurang dari 4.000 kepala keluarga (KK) di Prambanan memanfaatkan tiga sumur bor yang disalurkan ke rumah warga melalui reservoar berada di atas bukit.

Ketiganya adalah sistem saluran air Prambanan I di Dusun Bleber, Sumberharjo, sistem II di Majasem, Sambirejo dan sistem III di Ngeboran, Sumberharjo.

Tetapi, memasuki musim hujan ini untuk sistem saluran III justru tidak keluar airnya. Akibatnya, pasokan air ke rumah warga saat ini terkendala. Padahal saluran III sebagian besar untuk mencukupi kebutuhan air bersih warga di Desa Gayamharjo mencapai 1.300 KK.

“Memang agak terkendala karena yang di Ngeboran [saluran III] tidak keluar airnya, sudah beberapa bulan terakhir,” ungkap Mujimin, Kamis (29/1/2016).

Sejumlah warga yang tidak mendapatkan pasokan, mereka terpaksa memanfaatkan air hujan dan sumur lokal atau sejenis sendang. “Kalau agak jauh mereka menggunakan motor ambil air dari sendang dan memanfaatkan air hujan,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya