SOLOPOS.COM - Jessica Wongso di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (20/1/2016). Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum memeriksa Jessica terkait kematian Wayan Mirna Salihin yang meninggal dunia karena sianida dalam es kopi Vietnam yang diminumnya di Olivier Cafe Grand Indonesia. (JIBI/Solopos/Antara/dok)

Kriminolog yang menjadi saksi ahli yang didatangkan Jessica Wongso mengkritik physigonomy yang dipakai Prof Ronny usang.

Solopos.com, JAKARTA — Saksi ahli kriminologi dari Universitas Indonesia (UI) yang dihadirkan tim kuasa hukum Jessica Kumala Wongso, Eva Achjani Zulfa, mengkritik penggunaan physiognomy dan ilmu gestur yang digunakan Prof Ronny Rahman Nitibaskara. Tak tanggung-tanggung, dia menyebut physiognomy sudah usang.

Promosi Viral Dibanggakan Presiden Jokowi di Acara BRI, Ini Kisah UMKM Mama Muda

Menurutnya, physiognomy merupakan ilmu yang dipakai sejak zaman kuno, bahkan sebelum Masehi. Karena itu, dia mengatakan sebagai metode klasik yang sudah jarang dipakai saat ini, termasuk untuk pembuktian sebuah kasus di pengadilan.

“Yang menarik buat saya, physiognomy itu dipakai beberapa abad sebelum Masehi. Ada yang memasukkannya sebagai praklasik, ada yang menganggapnya klasik. Metode yang dipakai adalah–saya ambil dari buku kriminologi mazhab klasik–sebagai arm chair [kursi goyang],” kata Eva di depan majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Senin (19/9/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

Menurutnya, physiognomi merupakan salah satu metode yang disebut sebagai kursi goyang itu. Artinya, dalam menganalisis sesuatu, seorang peneliti bukan melakukan observasi atau melakukan sesuatu di laboratorium. “Seperti orang duduk di kursi goyang, dia duduk di situ merenung, bukan dibawa ke lab. Physiognomy itu masuk golongan ini,” katanya dalam sidang yang ditayangkan TV One dan Kompas TV itu.

Diakuinya, physiognomy memang pernah dipakai di masa lalu. Termasuk ada pakar zaman dulu yang memasukkan hasil physiognomy ke laboratorium. “Bahwa kemudian bicara validitas temuan dia, para narapidana yang menjadi subjek penelitian dia, rata-rata tipe fisiknya seperti ini. Lalu dia generalisasi sebagai wajah penjahat.”

Karena itu, dia enggan mempertimbangkan physiognomy untuk menentukan apakah seseorang melakukan kejahatan atau tidak. Maksimal, itu hanya dipakai untuk mengetahui potensi orang berbuat menyimpang. Baca juga: Kriminolog Jessica Kritik Penggunaan Ilmu Gestur Prof Ronny.

“Saya akan mengatakan tidak, physiognomy boleh saja, tapi hanya untuk mengetahui potensial offence, orang yang berpotensi melakukan kejahatan. Kita jangan sampai berpotensi melanggar atau berperilaku menyimpang. Seperti kita keluar dari jembatan penyeberangan, kita lari saja. Itu pelanggaran, jadilah dalam tanda kutip kita seorang offender,” kata dia.

Sebelumnya, dalam sidang Kamis (1/9/2016) lalu, Ronny Nitibaskara menjelaskan hasil analisisnya dari tatapan mata Jessica. Dari situ, Ronny menyimpulkan ada kebohongan yang disampaikan Jessica. Baca juga: Bukan Psikopat, Jessica Punya Kepribadian “Berbahaya”.

“Artinya saya simpiulkan adanya kebohongan-kebohongan, ada ketidakserasian verbal dan nonverbal. Terkesan ada unsur tidak banyak narsistik,” kata Ronny sambil meminta izin kepada hakim untuk mengungkapkan kepribadian Jessica. Namun, hal itu tidak diperkenankan hakim dan jaksa.

Dari tatapan mata, Ronny melihat mata Jessica tidak berbinar yang bisa diartikan memiliki masalah terpendam. “Kalau dalam mata jessica, sama sekali tidak berbinar, hanya kesedihan, pengalaman masa lalu yang betul-betul dirasakan terus-menerus, dan tidak berhenti saat itu,” katanya.

Ronny menjamin analisisnya berdasarkan metode yang valid. Dia membandingkan mata Jessica dengan sejumlah pesohor yang dikenal luas oleh publik, yaitu Mel Gibson, Jimmy Carter, dan Julia Robert. Mata Jessica, katanya, berkebalikan dari ketiga orang itu.

“Bukan seperti Gibson, Carter, atau Julia robert. Ini sebaliknya. Mata berbinar dan tidak berbinar ada artinya. Misalnya, Dwiki Darmawan, matanya berbinar, artinya tidak pernah mengalami kesulitan hidup,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya