SOLOPOS.COM - Ilustrasi penipuan (JIBI/Solopos/Dok)

Kriminalitas Sragen, sejumlah rumah makan menjadi korban penipuan dengan modus pemesanan via telepon.

Solopos.com, SRAGEN — Sejumlah rumah makan di Sragen yang melayani pemesanan atau order via telepon menjadi korban penipuan dengan modus order fiktif.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tak jarang pelaku juga meminta pelayan rumah makan mengisikan pulsa senilai Rp100.000 hingga Rp500.000 dengan dalih akan dibayar bersamaan dengan pembayaran makanan yang dipesan. Kapolsek Kota Sragen AKP Suseno mengatakan sudah ada banyak rumah makan yang tertipu order fiktif ini.

Pelaku biasanya mengaku sebagai polisi yang bertugas di Polres Sragen dan Polsek Kota Sragen. “Sudah ada tiga rumah yang mengirim makanan ke Polsek Kota Sragen. Yang mengirim makanan ke Polres Sragen juga ada, tapi jumlahnya saya tidak tahu. Terakhir, kasus ini terjadi pada Kamis [11/5/2017] lalu. Saat itu, kami mendapat kiriman 25 paket makanan, minuman, serta beberapa bungkus rokok dari salah satu rumah makan di Sragen. Padahal, anggota kami tidak pernah memesan 25 paket makanan, minuman, dan beberapa bungkus rokok itu,” jelas AKP Suseno kepada Solopos.com di Sragen, Rabu (17/5/2017).

Ekspedisi Mudik 2024

Kepada polisi, pelayan rumah makan itu juga mengaku diminta mengisikan pulsa ke tiga nomor berbeda. Uang pembelian pulsa itu akan diberikan bersamaan dengan pembayaran paket makanan sesampainya di kantor polisi.

Ke-25 paket makanan itu akhirnya dibawa pulang ke rumah makan. Pelayan rumah makan itu pulang sambil menggerutu karena baru sadar menjadi korban penipuan.

“Siang itu juga kami membuat surat imbauan yang kami sebar ke sejumlah rumah makan yang melayani pemesanan via telepon. Kami minta pemilik rumah makan berhati-hati melayani pesanan makanan via telepon. Jangan mudah percaya dengan orang asing yang berbicara di balik telepon. Ada baiknya orang itu diminta datang ke rumah makan saja. Kalau dia tidak mau, jangan dilayani!” tegas AKP Suseno.

Beberapa rumah makan yang mendapat surat imbauan itu meliputi Rumah Makan (RM) Ayam Geprek, RM Ayam Pakuan, RM Ayam Keprabon, RM Ayam Bandung, RM Ayam Popeye, dan lain-lain. Suseno memastikan target pelaku hanya ingin meminta pulsa kepada pelayan rumah makan.

Pelaku sengaja memesan makanan dalam jumlah banyak untuk meyakinkan dia benar-benar serius. “Setelah kami telusuri, nomor telepon yang digunakan untuk menghubungi rumah makan itu ternyata berlokasi di Kalimantan,” terang AKP Suseno.

Pengusaha rumah makan di Sragen, Dodok Sartono, membenarkan adanya kasus order fiktif yang ujung-ujungnya meminta pulsa kepada pelayan rumah makan di Bumi Sukowati. Menurutnya, kasus serupa juga pernah dialami RM Ayam Geprek dan RM Ayam Pakuan.

Meski begitu, kasus itu sudah berlangsung agak lama. Asisten Kapten RM Ayam Geprek Cabang Cantel, Vian, membenarkan adanya order fiktif dari orang yang mengaku anggota Polres Sragen. Kasus itu terjadi tahun lalu.

Saat itu, pelaku memesan 100 paket makanan masing-masing seharga Rp18.000 sehingga nilainya mencapai Rp1.800.000. Pesanan 100 paket makanan itu sudah dikirim ke Polres Sragen. Tapi, tidak ada yang mengaku memesan makanan itu.

“Kasus ini juga pernah menimpa RM Ayam Geprek Cabang Pati. Pelaku seolah-olah bisa menghipnotis pelayan hingga dia mau menerima pesanan dan tidak menolak saat diminta mengirimkan pulsa,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya