SOLOPOS.COM - Warga berebut nomor antrean penukaran uang di halaman kantor Setda Karanganyar, Jumat (16/6/2017). (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Kriminalitas Karanganyar, layanan penukaran uang baru di halaman Kantor Setda diwarnai aksi pencopetan.

Solopos.com, KARANGANYAR — Penukaran uang pecahan kecil dan baru di halaman Kantor Setda Karanganyar, Jumat (16/6/2017), diwarnai pencopetan. Warga Mojogedang menjadi korban dan uang senilai Rp7,1 juta yang dibawanya raib.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Aksi pencopetan diduga terjadi saat puluhan warga berkerumun dan berdesakan untuk berebut nomor antrean penukaran uang. Pantauan Solopos.com, puluhan warga sudah duduk-duduk di trotoar Alun-Alun Kabupaten Karanganyar pukul 08.00 WIB. Mereka menunggu mobil kas keliling milik Bank Indonesia (BI).

Mobil datang pukul 09.00 WIB dan parkir di halaman kantor Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Karanganyar sisi barat. Lokasi parkir dekat pos Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Puluhan warga yang sudah menunggu langsung berlari mengikuti mobil. Mereka berkerumun di sisi barat mobil.

Salah seorang petugas mengenakan seragam warna biru didampingi dua anggota Brimob bersenjata lengkap membagikan nomor antrean. Warga tidak antre dengan tertib melainkan berkerumun, berdesak-desakan, dan saling berebut mendapatkan nomor antrean.

Petugas di dalam mobil kas keliling BI menginstruksikan warga agar tertib. Tetapi, warga tidak menggubris. Petugas menginformasikan nomor antrean sudah habis. Warga pun membubarkan diri.

Saat itulah, warga Mojogedang, Sutarman, tiba-tiba panik. Dia merogoh saku kanan dan kiri celana berulang kali. Dia juga mengecek saku jaket. Dia kehilangan uangnya.

“Uang saya hilang. Rp10 juta tinggal Rp2,9 juta. Uang pecahan Rp100.000 sebanyak Rp7,1 juta hilang. Uang semua masih diikat kertas. Ini kertas pengikat uang masih tertinggal di sini,” kata Sutarman sembari menunjukkan sisa uang dan bekas kertas pengikat saat ditemui wartawan di dekat mobil kas keliling BI.

Sutarman hendak menukarkan uang milik perusahaan tempatnya bekerja. Dia mengaku kali pertama menukarkan uang melalui mobil kas keliling. Biasanya, perusahaannya menukarkan uang melalui bank terdekat.

“Saya dapat nomor antrean. Didesak-desak terus. Suk-sukan. Piye iki? Pas dapat nomor [antrean], tak pegang saku celana itu tinggal sedikit [uang di saku]. Kayaknya pas antre ambil nomor itu uang saya ilang. Itu uang kantor,” tutur dia.

Sutarman memutuskan melaporkan kejadian yang dia alami ke Polres Karanganyar. Sementara itu, warga Jebres, Solo, Ivan Setyo, mengaku sampai Karanganyar pukul 07.00 WIB. Ivan mengetahui informasi penukaran uang pecahan kecil dan baru dari salah satu media sosial milik BI.

“Saya ke sini karena di Solo lama. Saya bawa Rp2,4 juta. Tapi ini antrenya kok kayak begitu. Tahun kemarin di Solo enggak kayak begitu. Biasanya tertib. Baru kali ini cara antrenya berdesak-desakkan. Mati-matian dapat nomor antrean,” tutur dia.

Hal senada disampaikan ibu dan anak dari Brujul, Jaten, Ningsih dan Anggraeni. Ibu dan anak itu menunggu di trotoar Alun-Alun Kabupaten Karanganyar sejak pukul 06.00 WIB. Dia menukarkan Rp2,4 juta menjadi pecahan Rp10.000 sebanyak Rp1 juta, pecahan Rp5.000 sebanyak Rp1 juta, dan pecahan Rp2.000 sebanyak Rp400.000.

“Untuk fitrah. Antre sejak jam 06.00 WIB. Anak saya katanya tahu dari Instagram BI Solo. Kan lebih dekat ke sini ketimbang harus ke Solo,” ungkap dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya