SOLOPOS.COM - Ilustrasi tawuran (JIBI/Solopos/Dok.)

Semua pihak harus bersama-sama mencari solusi agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Harianjogja.com, SLEMAN- Kepala Dinas Pendidikan Sleman Arif Haryono mengatakan, maraknya tindak kriminalitas di DIY yang dilakukan pelajar perlu disikapi bersama. Semua pihak harus bersama-sama mencari solusi agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali

“Pertanyaan yang harus dijawab, apakah itu dikarenakan sekolah kurang maksimal dalam memfungsikan pendidikan,” kata Arif di sela-sela kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter bagi Kepala SMA/SMK, Rabu (8/2/2017) di Gedung Serbaguna Sleman.

Dia mengatakan, fungsi pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam pembangunan pendidikan nasional memiliki tujuan mulai. Pendidikan (di sekolah), lanjutnya, diharapkan mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermartabat. “Perlu upaya untuk mengembangkan kecerdasan afektif. Itu sama pentingnya dengan pengembangan intelektual. Selain akademik, juga perlu penguatan pendidikan karakter,” usulnya.

Arif berharap, Komite Sekolah sebagai mitra sekolah memiliki peran penting dalam membantu sekolah dengan bersinergi dalam pengembangan karakter anak-anak sekolah. “Komite sekolah juga perlu memikirkan masalah ini, dan ikut bersama-sama menguatkan pendidikan karakter di sekolah,” ajaknya.

Bupati Sleman Sri Purnomo menilai, kenakalan remaja saat ini menjadi keprihatinan Pemkab. Menurutnya, ada tiga hal yang terlibat dalam pembentukan perilaku anak-anak mulai dari orang tua, sekolah dan lingkungan. “Kalau salah satu dari tiga hal tersebut tidak berfungsi, dampaknya adalah munculnya kenakalan remaja. Ketiganya harus saling bekerjasama untuk membentuk karakter dan pendidikan anak-anak,” harap Sri.

Dia menilai, banyak orangtua yang terlalu sibuk bekerja sehingga melupakan perhatian kepada anaknya. Anak dibiarkan tanpa kontrol. Kondisi tersebut justru menjerumuskan anak ke dalam kenakalan. “Guru memiliki tugas untuk menciptakan generasi penerus yang berkualitas. Ini menjadi tantangan untuk menciptakan pendidikan karakter di sekolah,” katanya.

Masyarakat, kata Sri, perlu menciptakan lingkungan pergaulan yang kondusif. Masyarakat juga harus lebih peduli, menganggap remaja di lingkungannya merupakan tanggung jawab bersama. “Kalau ada anak tetangga yang melakukan tindak kriminal, beritahu orangtua tentang tindak tanduknya. Biar orangtua bisa melakukan evaluasi dan anaknya tidak terjebak dalam kenakalan remaja,” ungkap Sri.

Menurutnya, perkembangan teknologi informasi membawa banyak manfaat, namun juga membawa pengaruh negatif. Jika anak-anak bebas dan mudah mengakses informasi melalui dunia maya tanpa pengawasan orang tua, guru dan tanpa kepedulian masyarakat, hal itu mengakibatkan terjadinya kenakalan anak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya