SOLOPOS.COM - EMPING KIMPUL-Warga memproses bahan baku kimpul menjadi emping. Kimpul yang semula tak layak jual disulap menjadi makanan berdaya jual tinggi. Foto diambil pekan lalu. (JIBI/SOLOPOS/Farida Trisnaningtyas)

Menyantap emping yang biasanya dibuat dari melinjo memang nikmat. Tapi bagi yang sudah mengidap asam urat atau gangguan kesehatan lainnya, makan emping melinjo bisa jadi bencana.

EMPING KIMPUL-Warga memroses bahan baku kimpul menjadi emping. Kimpul yang semula tak layak jual disulap menjadi makanan berdaya jual tinggi. (JIBI/SOLOPOS/Farida Trisnaningtyas)

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Nah, ada solusinya kok, kalau masih mau menikmati emping, karena ada emping yang dibuat bukan dari melinjo. Coba saja emping kimpul, hasil produksi warga Dukuh Semono, Desa Tempursari, Kecamatan Sambi, Boyolali.

Kimpul, sejenis ubi, selama ini kurang diminati. Petani pada umumnya menanam ubi-ubian ini sebagai pelengkap selain tanaman utama. Namun Agus, salah satu warga Semono, mempelopori penggunaan bahan baku kimpul sebagai makanan ringan. Dibantu beberapa pekerjanya ia menyulap kimpul menjadi makanan ringan berupa emping.

“Bahan baku kimpul cukup mudah didapat. Di sekitar sini masih banyak. Kimpul memang jenis tanaman musiman,” ujar Agus. Ia menambahkan jika bahan mentah emping kimpul susah didapat, ia mengambil dari daerah Ampel.

Cara membuatnya pun cukup mudah. Kimpul cukup dikupas, direbus kemudian digiling. Kimpul matang digiling dengan bumbu-bumbu lalu dicetak dengan bulatan-bulatan kecil. Bulatan itu lantas dipukul agar membentuk kepingan. Adonan yang berbentuk kepingan itu dijemur hingga kering dan siap digoreng.

Bahan mentah kimpul yang semula berharga Rp 800 per kilonya setelah disulap menjadi emping bernilai jual Rp 28.000. “Itu untuk yang sudah matang atau digoreng. Sementara emping mentahnya dihargai Rp 24.000 per kilonya,” imbuh Agus.

Usaha emping kimpul yang dimulai sejak Desember 2009 ini berkembang cukup pesat. Emping buatannya banyak dipasarkan di Soloraya seperti Klaten, Solo dan Karanganyar. Bahkan, makanan ringan asli Desa Tempursari ini hingga ke daerah Pati dan Kendal.

“Pendapatan kotor tiap bulannya bisa mencapai Rp 4 juta. Terkadang juga bisa lebih dari itu,” tutur salah satu warga, Suparmi. Perempuan berjilbab ini mengatakan usaha bersama di desanya pernah mencoba mengolah bermacam rasa emping kimpul. Rasa seperti emping kimpul balado, keju, jagung bakar serta pedas pernah dicoba.

Akan tetapi, para pembeli tampaknya lebih tertarik dengan emping kimpul rasa original. “Bahan mudah didapat dengan harga murah namun bernilai jual cukup tinggi. Ke depan kami tengah menjajaki pasar-pasar baru,” tandasnya.

Farida Trisnaningtyas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya