SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Alby Albahi)

Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Alby Albahi)

SOLO — Kredit kendaraan bermotor (KKB) di Solo khususnya kendaraan beroda empat tumbuh sebesar 43,9% year on year (yoy) 2011-2012. Kredit mobil tetap tumbuh kendati Bank Indonesia (BI) memberlakukan aturan uang muka sebesar 30% untuk mobil konsumtif dan 20% untuk mobil produktif. Berdasarkan data BI Solo, KKB roda empat naik dari realisasi 2011 senilai Rp155,40 miliar menjadi Rp277,02 miliar pada 2012.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Kepala Sentra Kredit Konsumer BRI Solo Slamet Riyadi Alfred C Simanjuntak mengatakan pasar kredit mobil baik komsumtif maupun produktif di Solo selama 2012 tumbuh positif. Pasalnya, mobil sudah menjadi kebutuhan keluarga kelas menengah terutama mereka yang sudah memiliki rumah sendiri. Untuk segmen konsumtif atau passanger vehicle pasar masih didominasi oleh mobil multi purpose vehicle (MPV).

“Setelah memiliki rumah, mereka biasanya ingin memiliki mobil. Itulah mengapa kredit mobil tetap tumbuh meski terkena aturan uang muka minimal 30%,” ujarnya kepada Solopos.com. Selain mobil konsumtif, mobil produktif atau komersil juga tumbuh di Soloraya. Hal itu dipengaruhi oleh banyaknya investasi yang masuk ke Soloraya. Meningkatnya investasi itu membuat kebutuhan perusahaan akan mobil semakin meningkat.

“Produk baru biasanya muncul pada bulan Februari-Maret. Saat ini inden mobil sudah sangat tinggi. Di Solo kredit yang paling diminati adalah mobil dengan harga sekitar Rp150 juta-Rp250 juta,” terangnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan kualitas kredit di BRI Slamet Riyadi cenderung baik. Jumlah non performing loan (NPL) atau kredit bermasalah sangat rendah yaitu di bawah 0,5%. Bahkan, ia mengklaim kredit bermasalah hampir tidak ada di Solo dan sekitarnya. Ia pun optimistis penyaluran kredit mobil akan kembali tumbuh di 2013. Pasalnya, peluang investasi semakin terbuka. Ia menargetkan kenaikan kredit consumer yaitu kredit kepemilikan rumah (KPR) dan KKB dapat naik 50% dari realisasi pada 2012.

Sementara itu, Ketua Masyarakat Otomotif Surakarta (Most) Ibnu R Sahoer mengatakan sekitar 70% dari total penjualan mobil di Solo memang didominasi transaksi kredit. Pada 2012, penjualan mobil di Soloraya menembus lebih dari 11.000 unit. Tahun 2013 ini pihaknya memprediksi kenaikan penjualan tidak akan melebihi penjualan sepeda motor atau sebesar 10% hingga 15% saja.

Ia mengatakan pemakaian mobil jenis angkutan penumpang tetap akan tumbuh di 2013. Pasar mobil passanger itu terutama pada konsumen mobil dinas dan perusahaan. Pasalnya, kebutuhan perusahaan dan dinas tersebut tidak bisa ditunda karena berhubungan dengan anggaran dan kebutuhan. “Kalau harus beli ya beli. Walaupun ada aturan DP tetapi penjualan tetap tumbuh apalagi diler juga menerapkan paket penjualan menarik dan banyak pilihan,” ujarnya kepada Solopos.com.

Selain mobil penumpang, penjualan mobil lain juga akan tetap berkembang termasuk sport utility vehicle (SUV) dan city car. Pasar mobil di 2013 juga akan diramaikan oleh mobil low cost green car (LCGC) seperti Agya-Ayla dan Honda Brio. Kendati demikian, penjualan mobil LCGC ini masih menunggu kebijakan dari pemerintah.

Penjualan mobil komersial, lanjutnya, juga akan tumbuh. Aturan minimal uang muka yang diterapkan BI pada pertengahan tahun lalu hanya berpengaruh pada tiga bulan pertama setelah kebijakan diterapkan. Setelah itu, penjualan kembali normal seiring dengan kebutuhan bisnis yang ada. Penjualan pada 2013 nanti diperkirakan masih didominasi oleh 60% mobil sedan passenger, 30% SUV dan 10% mobil komersial seperti pick up dan truk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya