SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi


Jakarta–
Jumlah kredit macet pada perusahaan pembiayaan (multifinance) mencapai 1,81% atau mencapai Rp 2,8 triliun sampai dengan awal April 2010. Total pembiayaan yang sudah dikucuri multifinance mencapai Rp 157,08 triliun pada periode yang sama.

Demikian disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Wiwiek Kurnia dalam ketika ditemui wartawan di kawasan Sudirman, Jakarta, Selasa (21/6).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kredit macet mencapai 1,81% atau Rp 2,8 triliun per 10 April 2010. Jumlah termasuk rendah karena total pembiayaan mencapai Rp 157,08 triliun,” ujarnya.

Wiwiek menegaskan sampai dengan akhir tahun 2010 kredit macet perusahaan pembiayaan akan dijaga di bawah rasio 2%.

Untuk membantu menekan jumlah kredit macet ini, tiga asosiasi jasa keuangan yakni Perhimpunan Bank-Bank Nasional (Perbanas), Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), dan Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) tengah menjajaki pinjaman dengan investor asing dalam pembentukan biro kredit.

Saat ini investor yang sangat tertarik mengembangkan biro kredit adalah Bank Dunia (World Bank).

“Kita sedang menjajaki investor asing yang akan mendukung pembentukan biro kredit seperti Sistem Informasi Debitur (SID) di BI (Bank Indonesia). Sudah ada beberapa salah satunya World Bank,” ujar Wiwiek.

Wiwiek menjelaskan, SID ini diharapkan bisa mempermudah mencari informasi mengenai track record dari nasabah maupun calon nasabah. “Makanya kita kerjasama dengan Perbanas dan Asuransi untuk membentuk SID khusus yang lebih acceptable,” tambahnya.

Nantinya, lanjut Wiwiek, SID tersebut bisa diakses langsung langsung dari para dealer.

Lebih lanjut Wiwiek mengharapkan nantiya dengan ada lembaga biro kredit seperti SID diharapkan dapat menekan Rasio Kredit Bermasalah (NPL) perusahaan-perusahaan pembiayaan.

Sebelumnya, Tiga Asosiasi tersebut telah sepakat untuk membentuk Biro Kredit.

Pembentukan Credit Bureau for Indonesia ini akan menjadi bentuk yang lebih sempurna dari SID yang selama ini ada di BI.

Selama ini SID hanya mencakup perbankan saja, biro kredit yang diharapkan bisa terbentuk tersebut nantinya akan memiliki cakupan lebih luas, mulai dari multifinance hingga ke berbagai jenis asuransi.

dtc/isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya